Gethuk Tumbuk Nylekitho Kuliner Cilacap, Jajanan Jadul Tetap Diminati Karena Rasanya Yang Mantap

- 28 Mei 2021, 13:47 WIB
Aneka jajan pasar dari Singkong, sajian kuliner Gehtuk Nylekitno Cilacap,  bertahan dari pandemi dibawah binaan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap
Aneka jajan pasar dari Singkong, sajian kuliner Gehtuk Nylekitno Cilacap, bertahan dari pandemi dibawah binaan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap /Pertamina Refinery Unit IV Cilacap

PORTAL PURWOKERTO - Wadah besar berisi singkong rebusan itu baru saja diangkat oleh Suwaryan, lalu dipindahkan ke dalam wadah lain untuk ditumbuk (dihancurkan).

Kemudian ditambahkan gula pasir secukupnya, pria yang akrab disapa Waryan itu dengan cekatan menumbuk singkong sampai hancur. “Jangan terlalu lembut, agar tekstur singkongnya masih berasa,” kata Bariyah, istrinya.

Di bagian lain, Bariyah tak kalah sibuk memarut kelapa hingga menjadi ampas. Ampas ini kemudian diberi garam secukupnya hingga tercampur rata.

Baca Juga: 7 Kuliner Purwokerto yang Legendaris dan Enak, Nomer 5 Banyak Diminati

“Ampas ini sebagai taburan di atas singkong yang sudah menjadi gethuk itu tadi. Jangan lupa menikmati getuknya ditemani secangkir teh atau kopi, biar rasanya lebih mantap,” tambahnya.

Begitulah rutinitas keseharian di rumah pasangan suami istri pengusaha getuk singkong merk ‘Nylekitho’ di Jalan Wahidin, Gang Buntu, Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan.

“Saya meneruskan usaha Mbah Sawinem, nenek saya sejak 1980. Eman-eman (sayang) kalau tidak dilanjutkan karena sudah banyak pelanggannya,” ujar Bariyah membuka cerita.    

Lanjut Bariyah, gethuknya memiliki cita rasa khas pedesaan yang menjadi daya tarik para konsumen. 

Baca Juga: 7 Kuliner yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Berkunjung ke Purwokerto

Mbah Sawinem awalnya berjualan di lapak jajanan di area Pasar Buntu, Kabupaten Banyumas.

“Dagangannya nyaris tidak pernah sepi. Waktu itu tidak hanya gethuk, namun juga jajanan tradisional lain seperti cethil, gatot, klepon, sawud, cingkik, kepok, mata roda dan lain-lain,” ungkapnya.

Dengan dukungan penuh dari suami, Bariyah mantap melanjutkan usaha sang nenek. Ia memilih produk gethuk tumbuk berbahan dasar singkong yang dipatenkan dengan merk khas jajanan Banyumas, ‘Nylekitho’.

“Saya buat kemasan dan label yang menarik, sehingga merasa lebih optimis dan percaya diri. Untuk menjaga rasa, produksi gethuk tetap dilakukan manual,” tegasnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan, Warganet Pertanyakan Siapa Penulis Narasinya

Bariyah lalu memberanikan diri berjualan di pasar kuliner Cilacap, Cia-cia, dan membuka kios di ajang Sunday Morning stadion  Wijayakusuma Cilacap.

Tak lama berselang ia juga membuka satu lapak di area food court sebuah supermarket ternama di Cilacap. “Kami juga ikut meramaikan pasar kuliner Car Free Day (CFD) di alun-alun kota Cilacap,” tambahnya.

Gethuk tumbuk Nylekitho kini sudah dikenal di kalangan pecinta jajanan tradisional. Pesanan juga datang dari instansi, untuk rapat, arisan maupun hajatan.

Bahan baku singkong memanfaatkan sumber daya lokal dan sebagian dari daerah lain. “Karena singkongnya harus memiliki kandungan aci rendah dan gula merahnya harus murni dari nira," lanjut Bariyah.

Baca Juga: Liburan di Purwokerto? Saatnya Berburu Kue Serabi Tradisional, Murah Meriah Harganya Cuma Rp2 ribu

Saat ini Suwaryan dan Bariyah telah menjadi mitra binaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap dan memiliki 5 orang pekerja dengan upah harian, ditambah tenaga pemasaran.

Diakui Waryan, awal pandemi Covid-19 pada Februari 2020, sempat memukul usaha mereka. "Alhamdulillah, berkat program kemitraan Pertamina kami merasa sangat terbantu,” ucapnya.***

 

 

Editor: Eviyanti

Sumber: Pertamina RU IV Cilacap


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah