Sejarah Sekolah Tua di Purwokerto, Ini Jejak Hindia Belanda di Banyumas, SMP N 3 Purwokerto Tinggal Kenangan

- 27 November 2022, 18:02 WIB
Sejarah Sekolah Tua di Purwokerto, Ini Jejak Hindia Belanda di Banyumas,
Sejarah Sekolah Tua di Purwokerto, Ini Jejak Hindia Belanda di Banyumas, /BHHC/

PORTAL PURWOERTO - Jelajah “Jejak Sejarah Sekolah”di Purwokerto,  program Komunitas pelestari sejarah Banjoemas History and Heritage Community (BHHC).

Program Jejak  Sekolah Tua di Purwokerto, program yang digelar Sabtu 26 November 2022 dalam rangkaian peringatan BHHV ke 11.

Jelajah jejak Sejarah Purwokerto diantarana dengan berkunjung ke sejumlah objek cagar budaya seperti Gedung Bakorwil III, SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 5 dan komplek yayasan sekolah Bruderan.

Diketahui di wilayah Kota Purwokerto terdapat  bangunan bangunan yang masih kokoh dan cukup terawat,

Bangunan cagar budaya tersebut adalah  peninggalan sejarah masa politik etis Hindia Belanda.

Baca Juga: Profil, Izzuddin Alqasam Bahalwan, Terpilih Sebagai Ketua PB Pemuda Al Irsyad Dalam Muktamar Purwokerto,

Keberadaan gedung-gedung ini, menjadi pertanda perkembangan Purwokerto menjadi sebuah kota kecil di selatan Provinsi Jawa Tengah.

Salah satunya adalah gedung SMA Negeri 5 Purwokerto, yang berlokasi di Jalan Gereja nomor 20 Purwokerto. Sekitar tahun 1922, gedung ini dahulu difungsikan sebagai Kweekschool dan Normal School.

Founder BHHC, Jatmiko Wicaksono pada program Jelajah 'Jejak Sejarah Sekolah Sabtu lalu mengatakan, jika dilihat sepintas, gedung SMAN 5 Purwokerto identik dengan bangunan arsitektur Eropa abad ke 19. Jendela-jendela tinggi dan lebar.

Lorong-lorong panjang yang menyatukan antar gedung juga menjadi ciri khas komplek sekolah tersebut.

Kweekschool masa pendidikan 3 tahun dan Normaalschool masa pendidikannya 5 tahun merupakan sekolah setingkat SMP, SMA Negeri 5 masih terawat.

Baca Juga: Eksekutif Cuma Rp85 Ribu? INI Daftar Harga Tiket Kereta Khusus PP Jurusan Purwokerto-Yogyakarta Lengkap!

“Rata rata bangunan lumayan, namun bagian utara yang masuk kedalam lingkungan SMP Negeri 3 Purwokerto telah habis total menjadi bangunan baru, ini sangat disayangkan" terangnya.

Sekolah tersebut dibangun semasa Belanda, untuk mendidik calon guru bantu dan guru sekolah dasar dari kalangan pribumi.

“Mereka juga kelak yang akan melahirkan para pemikir-pemikir Indonesia,” tutur Jatmiko.

Sejarah pendidikan di Kota Purwokerto erat hubungannya dengan politik etis yang pernah diberlakukan pemerintah Hindia Belanda sebagai konsekuensi dari penerapan tanam paksa.

Kebijakan itu muncul dan diterapkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch, setelah perang Diponegoro yang membuat Belanda hampir bangkrut.

Ditambahkan, Purwokerto kala itu menjadi kota baru yang bergeliat terkoneksi dengan jalur kereta api lembah Serayu pada tahun 1896.

Tidak seperti sekolah-sekolah untuk orang-orang Eropa, pembangunan gedung-gedung sekolah di untuk pribumi wilayah Purwokerto baru mulai dibangun pada tahun 1920 an.

Baca Juga: Muktamar ke 41 PP Al Irsyad Al Islamiyyah di Purwokerto Rabu 23 November 2022, Ganjar Sebut NasionalismeBHCC

"Sekolah-sekolah masa Hindia Belanda itu ada SMA Negeri 2 yang dahulunya Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau Sekolah Menengah Pertama Purwokerto,

Kweekschool atau Noormalschool yang lahannya menjadi tiga bagian yaitu SMPN 2, SMA N 5 dan SMP N 3 Purwokerto dan kompleks HCS Bruderan yang tidak hanya memiliki sejarah pendidikan namun pernah menjadi komplek internir untuk warga Tionghoa pada masa Jepang," katanya. ***

Editor: Eviyanti

Sumber: BHHC)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x