30 Persen Wilayah Banyumas Sangat Rawan Longsor, Guru Besar UMP Purwokerto: Terjadi jika Lerengnya Terganggu

- 9 Februari 2023, 11:34 WIB
Prof Suwarno dalam orasi pengukuhan Guru Besar Ilmu Geografi di UMP Purwokerto hari ini, 9 Februari 2023.*
Prof Suwarno dalam orasi pengukuhan Guru Besar Ilmu Geografi di UMP Purwokerto hari ini, 9 Februari 2023.* /PORTAL PURWOKERTO /Hening Prihatini/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO- Satu lagi guru besar dikukuhkan di Purwokerto Banyumas pada hari ini, Kamis, 9 Februari 2023 di Auditorium UMP.

Adalah Suwarno, mulai hari ini menyandang gelar guru besar setelah acara pengukuhannya di UMP Purwokerto, kampus tempatnya mengabdi.

Pria asal Sragen ini memperoleh gelar profesornya dalam bidang ilmu geografi khususnya bidang geomorfologi.

"Kajian geomorfologi, saya khusus mengkaji bidang kebencanaan khususnya longsor," kata Suwarno sebelum acara pengukuhannya digelar hari ini.

Baca Juga: Jajanan Nostalgia yang Wajib Coba di Pusat Kuliner Dekat UMP Purwokerto, Rasanya Bikin Inget Jaman Dulu

Banyumas, menurutnya, merupakan salah satu wilayah yang rawan bencana tanah longsor seperti halnya wilayah Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Sebagian wilayah Banyumas sudah saya teliti tentang kerawanan longsornya. Hasilnya, sebagian besar wilayah rawan bencana longsor. 30 persen masuk dalam kategori sangat rawan longsor," lanjut Prof Suwarno. 

Ia menerangkan, studinya menekankan pada perilaku manusia dalam mengelola lahannya sebab longsor bisa terjadi jika lerengnya terganggu.

"Sepanjang lerengnya tidak terganggu walaupun dalam zona merah, InsyaAllah tidak longsor. Lereng terganggu itu, 60 persen disebabkan oleh perilaku manusia untuk mengolah lahannya," jelasnya.

Baca Juga: Kompetisi Sekaligus Edukasi, Ratusan Anak Lomba Lato Lato di Halaman UMP Purwokerto

Membuat tersiring, mencetak sawah basah di daerah perbukitan, menanam tanaman besar yang terlalu rapat merupakan contoh perilaku manusia yang bisa mengganggu lereng.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pengolahan lahan di wilayah Banyumas relatif lebih bagus dibandingkan di wilayah Banjarnegara.

"Di Banjarnegara banyak menanam salak, di Banyumas tidak ada. Warga Banyumas sudah pintar. Di lereng ditanami tanaman agak jarang, disela-selanya, ditanam kapulaga tanpa membuat terasiring," katanya.

Rektor UMP Purwokerto, Jebul Suroso, mengatakan, dengan bertambahnya Guru Besar diharapkan dapat meningkatkan peran kampus yang dipimpinnya ini di masyarakat.

"Hari ini pengukuhan Guru Besar UMP ke-9 namun yang ada tinggal 7. Saya sebutnya (Suwarno) Profesor Longsor. Harapannya, saat berbicara tentang longsor tentang tanah, beliau bisa menjadi salah satu pakar menyumbangkan pikirannya dan karyanya," kata Rektor UMP ini.***

Editor: Hening Prihatini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah