Selanjutnya, menjadi buruan para pedagang ritel maupun pengecer karena harga grosir yang ditawarkan pada lantai 1 dan aneka kebutuhan lain lantai 2 hingga foodcort lantai 4.
Tak heran, kala itu kasir lantai 1 selalu padat dengan antrian panjang, apalagi pada weekend atau hari libur.
Area parkir dari semula hanya produktif 2 lantai, terus berkembang sampai sekarang 4 lantai. Bahkan kala itu, setiap hari libur, parkir membeludag sampai ke jalan raya.
Minimnya informasi, membuat awal rencana berdirinya Moro hingga beroperasi, banyak orang yang berspekulasi soal pemilik Moro.
Asumsinya adalah salah satu keluarga Cendana asal Purwokerto, tak lain Isteri Bambang Soeharto, Mayang Sari.
Dari sejumlah sumber, Portal Purwokerto mendapatkan informasi, jika pemilik Moro yang sebenarnya adalah Made Widiana alias Cen Wi.
Ini pun pernah disampaikan oleh Duty Manager Promotion Moro, Adi Putranto. Secara otomatis ini menjadi jawaban jika Moro bukan asetnya keluarga Cendana.
Arti Nama Moro!
Mengapa pemilik memberi nama 'MORO' untuk pusat perbelanjaan yang dibangunnya? Filosofinya tak lepas dari bahasa Jawa, jika arti dari kata 'Moro" adalah 'Datang'.
Dikandung maksud bila penamaan ini akan menjadi harapan, mendatangkan orang untuk membeli segala kebutuhannya.