PORTAL PURWOKERTO - Gereja Katolik menggunakan beragam warna dalam perayaan liturginya dan warna liturgi Minggu Palma adalah merah.
Warna merah tidak hanya digunakan sebagai warna liturgi Minggu Palma, namun juga digunakan pada hari Jumat Agung, Pentakosta, serta Pesta Para Rasul dan Martir.
Selain warna merah sebagai warna liturgi Minggu Palma, Gereja Katolik mengenal beberapa warna liturgi yang lain.
Beragam warna digunakan dalam perayaan liturgi Gereja Katolik untuk menunjukkan tanda peristiwa Gerejawi.
Baca Juga: 10 April 2022 Adalah Minggu Palma, Mengapa Disebut Minggu Palma?
Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus Pius V tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Paulus VI pada tahun 1969.
Masing-masing warna liturgi memiliki makna yang berbeda dan dipakai pada waktu yang berbeda pula.
Warna liturgi biasanya ditunjukkan pada warna busana Imam (kasula dan stola), samir yang dipakai oleh petugas liturgi, maupun atribut lainnya.
Berikut adalah warna liturgi dalam Gereja Katolik beserta makna dan waktu pemakaiannya.
Merah
Melambangkan api kasih, Darah Kristus dan pengorbanan. Dipakai pada perayaan Minggu Palma, Jumat Agung, Pentakosta, Pesta Para Rasul dan Martir.
Putih/emas
Melambangkan sukacita, kemuliaan, dan kemurnian. Dipakai pada perayaan Minggu Paskah serta Pesta Yesus, Maria, dan Para Kudus Bukan Martir.
Hijau
Melambangkan harapan dan keabadian. Dipakai pada Masa Biasa.
Ungu
Melambangkan pertobatan dan kerendahan hati. Dipakai pada Masa Adven, Masa Prapaskah, dan liturgi kematian.
Baca Juga: Tata Cara dan Langkah Pengakuan Dosa dalam Penerimaan Sakramen Tobat bagi Umat Katolik
Merah Muda
Melambangkan sukacita dan cinta kasih. Dipakai pada Minggu Adven III dan Minggu Prapaskah IV.
Demikian warna liturgi dalam gereja Katolik. Warna liturgi merah pada perayaan Minggu Palma berarti api kasih, Darah Kristus dan pengorbanan.***