PORTAL PURWOKERTO - Simak apa arti Rebo Wekasan, berikut dengan sejarah dan mitos hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam Kalender Jawa.
Rebo Wekasan secara adalah tradisi ritual yang dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Safar. Dengan tujuan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala malapetaka.
Kemudian diketahui adanya tradisi Rebo Wekasan ini sudah berlangsung secara turun-menurun di kalangan masyarakat Jawa, Madura, Sunda dan yang lainnya.
Lantas, apa pengertian mendalam dan sejarah Rebo Wekasan tersebut ini ulasannya yang dirangkum Portal Purwokerto dari berbagai sumber.
Baca Juga: Niat Mandi Tolak Balak dan Doa Rebo Wekasan, Masih Bisa Dibaca pada Hari Rabu
Pengertian dan Sejarah Rebo Wekasan
Arti Rebo Wekasan atau yang sering disebut juga dengan Rebo Pungkasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar pada Kalender Jawa.
Umumnya pada hari ini diadakan ritual adat dengan tujuan yakni menolak bala dan memohon akan kelimpahan hasil bumi.
Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama jangka setahun ke depan. Adapun ritual yang diadakan pada hari Rebo Wekasan ini setiap daerah berbeda-beda.
Seperti misalnya ada yang membagika gunungan hasil bumi, namun adapula yang melarungkan atau melempar hasil bumi ke laut sebagai wujud persembahan mereka kepada bumi.
Sejarah Rebo Wekasan
Sementara itu, dalam sejarahnya Rebo Wekasan adalah upacara tradisional yang terjadi di tempuran atau tempat bertemunya dua sungai, yakni, Sungai Gajah Wong dan Sungai Opak.
Baca Juga: Niat Puasa Rebo Wekasan, Puasa Rebo Wekasan
Pada awalnya, upacara ini dilakukan pada saat Sultan Agung mengadakan pertemuan dengan penguasa Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.
Lambat laun, upacara ini dirasakan memiliki efek negatif dan akhirnya diubah menjadi acara mengarak gunungan hasil bumi yang bertujuan untuk menolak bala dan kesialan lainnya.
Mitos Rebo Wekasan
Ada beberapa mitos yang muncul dalam hari Rebo Wekasan ini di antaranya:
1. Mitos dalam Rebo Wekasan ini muncul karena sejarahnya. Salah satunya banyak yang percaya bahwa Rebo Wekasan adalah hari munculnya 320.000 bala (bencana) dan penyakit.
Sehingga banyak masyarakat yang mengurangi kegiatan pada hari ini apabila tidak ingin acara tersebut gagal atau sial.
2. Masyarakat Jawa percaya bahwa menggelar pernikahan di hari Rebi Wekasan ini bisa sial. Bahkan pernikahan yang terjadi bisa berujung perceraian, bertengkar terus dan hal-hal sial lainnya.
Baca Juga: Rebo Wekasan Menurut Islam Benarkan Hari Kesialan? Habib Muhammad Al-Habsyi Berikan Jawabannya
Maka dari itu, banyak masyarakat yang menghindari hari Rebo Wekasan sebagai hari pernikahan.
3. Apabila mereka keluar rumah di hari Rebo Wekasan juga dipercaya dapat mendatangkan kesialan atau bencana.
Sehingga mereka memilih untuk berdiam diri di rumah dan melanjutkan perjalanan di hari esok.
4. Bahkan ada mitos bayi yang lahir pada hari Rebo Wekasan, bayi ini harus diruwat atau dibersihkan. Dengan alasan agar bayi tersebut dapat terhindar dari nasib sial dan malapetaka seumur hidupnya.
Demikianlah apa arti Rebo Wekasan, berikut dengan sejarah dan mitos hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam Kalender Jawa.***