Dari 26 anak tersebut, salah satu adik Roehanna Koeddoes adalah Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.
Meskipun seorang perempuan, namun Roehanna Koeddoes mendapatkan pendidikan melalui buku dan surat kabar yang dibelikan oleh ayahnya.
Perkembangan Roehanna Koeddoes semakin pesat ketika bertetangga dengan jaksa lainnya dan diajarkan merajut oleh istri sang jaksa, Lebi Rajo nan Soetan dan istrinya Adiesah.
Ketika itu, merajut adalah keahlian yang hanya dimiliki oleh orang Belanda. Di rumah jaksa tersebut jugalah pengetahuan Roehanna Koeddoes semakin luas.
Pengetahuan Roehanna Koeddoes yang luas membuatnya membuka sekolah di teras rumahnya. Muridnya adalah masyarakat sekitar yang tertarik untuk belajar.
Di sekolahnya, bukan hanya diajarkan membaca dan berhitung bagi anak-anak, namun Roehanna Koeddoes juga mengajarkan merajut, menyulam dan menganyam bagi ibu-ibu.
Baca Juga: Lirik Lagu Chicken Noodle Soup yang Dinyanyikan J-Hope feat Becky G Kembali Populer
Pada 1911, Roehanna Koeddoes mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kotogadang yang menjual hasil rajut, sulam dan anyam kepada istri para pejabat Belanda.
Hasilnya dapat membantu mengangkat taraf hidup masyarakat di sekitar terutama perempuan Minang pada saat itu
Disela mengajar dan berdagang, Roehanna Koeddoes juga kerap menuliskan pengalamannya dalam bentuk catatan.