Roehanna Koeddoes pun mengirimkan beberapa tulisannya ke koran perempuan Poetri Hindia.
Selain itu ia juga turut serta berperan mendirian surat kabar perempuan Soenting Melajoe bersama Ratna Djoewita pada 10 Juli 1912.
Surat kabar perempuan pertama itu memiliki pemimpin redaksi, redaktur, dan penulis yang kesemuanya perempuan.
Isi surat kabar tersebut mengangkat pemikiran progresif Roehanna Koeddoes serta terjemahan beberapa buku berbahasa asing.
Soenting Melajoe (Sunting Melayu) juga menerbitkan artikel politik dan kriminal yang terjadi dalam keseharian mereka.
Roehanna Koeddoes juga menulis untuk surat kabar Perempoean Bergerak, dan menjadi redaktur surat kabar Radio dan Tjahaja Soematra.
Roehanna Koeddoes meninggal dunia pada 17 Agustus 1972 saat berusia 88 tahun. Ia dikebumikan di TPU Karet, Jakarta.
Atas kiprahnya dalam bidang jurnalisme, Roehanna Koeddoes dinobatkan sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.
Pada tahun 1987, Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan Roehanna Koeddoes dengan gelar Perintis Pers Indonesia.***