نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan karena Allah ta'ala.
Baca Juga: Doa Meminta Hujan, Salah Satu Solusi Mengurangi Polusi Jangan Lupa Salat Istisqa
Pertanyaan yang serupa pernah diajukan oleh jemaah kepada Ustad Syafiq Riza Basalamah. "Jikalau kita bayar utang puasa wajib di saat Senin Kamis apakah kita dapat dua pahala? Puasa Qadha Ramadhan dan puasa wajib?," ujar salah satu jemaah.
Menurut Ustad keturunan Yaman yang berasal dari Jember, Jawa Timur ini melakukan puasa Qadha Ramadhan di waktu Senin dan Kamis hanya akan mendapatkan pahala puasa Qadha.
"Nah, yang mengqadha utangnya di hari Senin, dia dapat pahala apa? dia dapat pahala puasa Qadha," ujar Ustad Syafiq Riza Basamalah.
Namun bukan berarti hanya pahala puasa Qadha yang didapatkan. Ternyata ada hal lainnya. "Si hari Senin itu, engkau puasa atau engkau tidak puasa, itu hari diangkatnya amalan. Jadi tetap kita dapat pahala hari Senin. Bukan dapat pahala karena puasa sunahnya, tapi dapat pahala karena diangkat pahala pada hari Senin dan diangkat amalannya pada hari Kamis," ujar Ustad Syafiq Riza Basamalah.
Ia juga menekankan bahwa sebaiknya memang berpuasa Qadha Ramadhan, bayar puasa untuk mencari hari-hari yang mulia. Sehingga selain mendapatkan pahala bayar puasa, tapi juga mendapat kemuliaan hari.
"Antara wajib dan sunah itu lebih utama yang wajib. Sehingga bila kita puasa Senin itu dengan puasa wajib jadi amalan yang diangkat itu bukan puasa sunnah, tapi puasa wajib," ujar Ustad Syafiq Riza Basamalah.
Ustad lulusan Universitas Islam Madinah ini tidak menyebutkan ucapan tertentu sebagai niat puasa Qadha Ramadhan ataupun puasa Senin Kamis. Karena niat tersebut tercatat di dalam hati, tidak perlu diucapkan.