Zulum mendesak pemerintah federal untuk merekrut lebih banyak tentara, anggota Satuan Tugas Gabungan Sipil dan pejuang pertahanan sipil untuk melindungi petani di wilayah tersebut.
Dia menggambarkan bagaimana warga Nigeria merasa putus asa dalam menghadapi pilihan yang ada.
“Di satu sisi, mereka tinggal di rumah, mereka mungkin dibunuh karena kelaparan dan kelaparan; di sisi lain, mereka pergi ke lahan pertanian mereka dan berisiko terbunuh oleh pemberontak, ”kata Zulum yang dikutip dari Al Jazeera.
Bulama Bukarti, Analis Tony Blair Institute for Global Change, mengatakan kegagalan mengendalikan Boko Haram telah menghancurkan kehidupan dan perekonomian.
Baca Juga: Reaksi Presiden Nigeria Terhadap Pembunuhan 43 Petani Oleh Boko Haram
Ia mengatakan bahwa pasukan keamanan Nigeria jelas kalah dalam perang ini. Sejak aksi Boko Haram dimulai pada tahun 2009, 'tahun paling mematikan' bagi pasukan keamanan Nigeria yakni tahun 2019, tambahnya.
“Sekitar 800 pasukan keamanan tewas, sebagian besar pada paruh pertama tahun lalu, dan militer Nigeria menanggapi dengan mengubah strateginya dengan memperkenalkan apa yang mereka sebut 'strategi kamp super' di mana mereka menarik tentara dari komunitas terpencil dan daerah pedesaan dan mengkonsolidasikan mereka dalam apa yang mereka sebut 'kamp super' untuk mengurangi korban jiwa militer, ”kata Bulama Bukarti yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga: Siapa Sebenarnya Boko Haram yang Sering Kali Menyusahkan Pemerintah Nigeria?
Vincent Lelei, wakil koordinator kemanusiaan PBB untuk Nigeria, mengatakan bahwa warga Nigeria yang berada di wilayah konflik tersebut hidup dalam ketakutan yang ekstrim di tengah krisis berkepanjangan yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan, begitu banyak pengungsian dan kehancuran mata pencaharian.