Buntut Pembunuhan 110 Petani di Nigeria, Gubernur Borno: Antara Mati Dibunuh Atau Mati Kelaparan

- 30 November 2020, 10:12 WIB
Ilustrasi Nigeria
Ilustrasi Nigeria /Tim Portal Purwokerto/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO - Insiden pembunuhan sadis di Nigeria yang menewaskan sekitar 110 petani pada Sabtu, 28 November 2020, silam membuat ketakutan tersendiri warga Nigeria terutama yang tinggal di wilayah timur laut Nigeria, Borno. 

Pembunuhan di Nigeria tersebut membuat banyak warganya memilih keluar dari wilayah negara bagian Borno dan mengungsi hingga negara tetangga seperti Niger dan Chad. 

Analis keamanan Nigeria, Sulaiman Aledeh, yang dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 30 November 2020,mengatakan banyak orang di negara itu semakin frustrasi dengan ketidakmampuan pihak berwenang untuk mengatasi konflik tersebut.

Baca Juga: Bertambah, 110 Korban Pembunuhan Sadis di Nigeria, PBB Angkat Bicara

Ia membandingkan kepala negara tetangga Nigeria, Niger, dengan Presiden Nigeria Muhammad Buhari dalam mengatasi konflik yang terjadi di negaranya. 

Ia mengatakan bahwa Presiden Niger Mahamadou Issoufou langsung memecat kepala keamanannya saat 89 tentara Niger tewas.

“Masalahnya di sini berkaitan dengan pemerintah saat ini tampaknya menghargai loyalitas daripada profesionalisme. Mereka (Nigeria) berpikir sekarang pemerintah seharusnya mencoba beberapa orang baik lain untuk mengeluarkan mereka dari kekacauan ini," lanjut Sulaiman Aledeh yang dikutip Portal Purwokerto dari Al Jazeera.

Baca Juga: Boko Haram Dilaporkan Membunuh 43 Petani di Nigeria Setelah Bulan Lalu Membunuh 22 Petani

Gubernur Borno Babaganan Umara Zulum, pada Minggu kemarin, mengatakan bahwa sedikitnya 70 petani tewas. Dia menunjuk insiden di desa Zabarmari setelah menghadiri pemakaman 43 orang yang mayatnya ditemukan pada hari Sabtu lalu. 

Halaman:

Editor: Hening Prihatini

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x