Kisah Warga Banjarnegara yang Tinggal 15 Tahun di Singapura: Sekolah Sudah Tatap Muka, Tapi Prokes Ketat

- 5 Juli 2021, 16:34 WIB
Kisah warga Banjarnegara yang tinggal di Singapura. Ilustrasi suasana Bandara Changi Singapura
Kisah warga Banjarnegara yang tinggal di Singapura. Ilustrasi suasana Bandara Changi Singapura /Pixabay/ 5477687

"Jadi kalau pergi ke tempat perbelanjaan atau ke luar, kita wajib bawa token atau bisa juga dengan nyalain aplikasi Trace Together," ujarnya.

Hal ini juga berlaku bagi anak anak sekolah. Bagi pelajar yang berangkat ke sekolah pun diwajibkan membawa deteksi tracing tersebut serta termometer.

"Sekolah sudah boleh tatap muka, tapi prokesnya ketat sekali. Anak anak juga wajib bawa termometer sendiri-sendiri. Tapi orang tua tidak boleh mengantar anaknya sampai masuk ke dalam sekolah," ujar Fitri.

Meski pemerintah Singapura sudah menyatakan akan melakukan new normal, kegiatan yang bersifat kerumunan masih belum diperbolehkan.

Baca Juga: Budhi Sarwono Jadi Sorotan Lagi Gegara Kuda Lumping, Begini Profil Lengkap Bupati Banjarnegara

"Kalau ke tempat makan satu meja maksimal dua orang. Tapi mulai 12 Juli 2021 besok sudah boleh lima orang dalam satu meja," kata Fitri.

Selain itu saat ini pemerintah Singapura sudah mulai melakukan vaksinasi untuk warga berusia minimal 12 tahun.

Pemerintah Singapura tak main main dalam menegakkan aturan disiplin protokol kesehatan.

"Kalau melanggar hukumannya denda, bahkan bisa masuk penjara jika sangat fatal," ujar Fitri.***

 

Halaman:

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah