Turki Hapus Produk Coca-Cola Diduga Dukung Israel dan Ini Sejarah Produk Coca-Cola

- 10 November 2023, 07:00 WIB
Turki Hapus Produk Coca-Cola Diduga Dukung Israel dan Ini Sejarah Produk Coca-Cola
Turki Hapus Produk Coca-Cola Diduga Dukung Israel dan Ini Sejarah Produk Coca-Cola /Freepik.com/sergiorojoes

Dalam upaya mengatasi penurunan pangsa pasar, perusahaan mengadopsi rasa baru Coca Cola pada April 1985, menggunakan formula yang dikembangkan melalui uji rasa.

Coke baru tidak diterima dengan baik, namun. Karena kemarahan publik, Coca Cola menghidupkan kembali rasa aslinya pada bulan Juli, yang kemudian dipasarkan sebagai Coca Cola Classic.

Baca Juga: Kerap Dipakai Sehari hari, Produk Ini Diyakini Pro Israel, Mulai Makanan Minuman hingga Kebutuhan Rumah

Dari tahun 1982 hingga 1989 perusahaan tersebut memegang saham pengendali di Columbia Pictures Industries, Inc, sebuah perusahaan film dan hiburan.

Pasar baru terbuka untuk Coca-Cola di awal 1990-an; perusahaan mulai menjual produk di Jerman Timur pada tahun 1990 dan di India pada tahun 1993.

Pada tahun 1992 perusahaan memperkenalkan botol pertamanya yang sebagian terbuat dari plastik daur ulang, sebuah inovasi besar dalam industri saat itu.

Coca Cola menciptakan banyak minuman baru selama tahun 1990-an, termasuk minuman buah anak-anak Qoo yang dipasarkan di Asia, minuman olahraga Powerade, dan air kemasan Dasani.

Coca Cola juga mengakuisisi root beer Barq di Amerika Serikat; Inca Kola di Peru; Maaza, Thums Up, dan Limca di India; dan minuman Cadbury Schweppes, yang dijual di lebih dari 120 negara di seluruh dunia.

Pada awal tahun 2000-an Coca-Cola menghadapi tuduhan pencemaran tanah dan air ilegal, serta tuduhan pelanggaran berat hak asasi manusia.

Pada tahun 2001 United Steelworkers of America dan International Labour Rights Fund (ILRF) mengajukan gugatan terhadap Coca Cola dan Bebidas y Alimentos dan Panamerican Beverages, Inc. (juga dikenal sebagai Panamco LLC; pembotolan utama minuman Coca-Cola dalam bahasa Latin Amerika), mengklaim bahwa para terdakwa telah secara terbuka menggunakan apa yang disebut “pasukan kematian” untuk mengintimidasi, menyiksa, menculik, dan bahkan membunuh pejabat serikat pekerja di Amerika Latin.

Halaman:

Editor: Mericy Setianingrum

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah