Baca Juga: Cara Belajar Anak Millennials Yang Berbeda Dari Pendahulunya
Pada 6 Oktober, presiden Turki mengatakan, setelah komentar awal Macron tentang "separatisme Islam", bahwa pernyataan itu adalah "provokasi yang jelas" dan menunjukkan "ketidaksopanan" pemimpin Prancis.
Pada bulan ini juga, Macron menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis" di seluruh dunia.
Baca Juga: Badai Tropis Molave Hantam Filipina, Ribuan Orang Dievakuasi
Bahkan, pemerintahannya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.
Erdogan dan Macron membahas ketidaksepakatan mereka dalam panggilan telepon bulan lalu dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.***
Editor: Hening Prihatini
Sumber: Aljazeera