PORTAL PURWOKERTO - Ramai di twitter soal tudingan keliru soal benur sebagai kebijakan yang keliru, kata Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di atas Padlle board,"Keliru Apanya Bo"
Dalam narasi lengkap melalui video Twitter yang di kutip Portal Purwokerto Susi menyatakan keheranaanya, kenapa kebijakannya yang dinilai keliru baru diramaikan sekarang.
Melalui video berdurasi 1 menit 27 detik di Twitternya, Susi mempertanyakan apa yang keliru.
"Matahari cerah sekali, sayang tadi pagi saya sempat dengar keliru, Susi keliru, Susi keliru. Susi keliru apanya? Wong saya sekarang ada di pantai ko, lagi paddling kok. Keliru apanya bo?" katanya.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Belum Respon Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK
Susi menambahkan, saat ia masih menjabat membuka kesempatan bagi siapapun yang keberatan untuk memperkarakan kebijakannya, dia sudah meminta untuk mengajukan gugatan hukum.
"Siang hari begini ngomong Susi keliru, dulu waktu masih menjabat, saya sudah bilang siapa yang berkeberatan dengan kebijakan bisa PTUN-kan saya. Waktu itu karena pejabat negara punya pengacara yaitu Bapak Jaksa Agung tapi tidak ada yang me-PTUN-kan. Oh ada-ada satu orang yang menuntut Rp 1 triliun, satu perusahaan tapi oleh pengacara menteri waktu itu Pak Jaksa Agung tidak berhasil," paparnya.
Susi heran soal yang dinilai keliru itu diarahkan lagi padanya saat sudah tak lagi menjabat, di saat sudah menjadi rakyat biasa.
"Nah, sekarang saya cuma Susi Pudjiastuti sedang paddling di tengah laut apa urusannya yang keliru. Kan sudah diganti semua yang keliru. Mestinya jadi benar, Kalau keliru diganti masa keliru lagi. Keliru diganti ya jadi benar," jelasnya.
Baca Juga: Gempa di Pengandaran Jabar, Warganet Langsung Teringat Ibu Susi Pudjiastuti
Video dengan durasi 1 menut 27 detik terkesan diarahkan kepada Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo saat konferensi pers Jumat 4 Desember 2020.
Hasyim menilai jika kebijakan Susi Pudjiastuti saat menjabat sebagai Menteri Perikanan dan kekautan yang telah melarang adanya ekspor benih lobster adalah keliru.
Menurut Hasyim kebijakan itu keliru karena menghambat Indonesia menjadi negara terkuat untuk produk kelautan.
Baca Juga: Kalau Tidak Ada Nusakambangan, Cilacap Bakal Dihantam Tsunami, BNPB Minta Pemerintah Lakukan Ini
Hashim menambahkan, oleh karena itu dirinya mengusulkan Edhy Prabowo yang menggantikan Susi untuk bisa membuka keran ekspor benih lobster.
"Menurut saya banyak orang bilang Indonesia itu berpotensi superpower produk kelautan. Kita yang besar, bukan Vietnam! Kebijakan menteri lama ini keliru. Budi daya lobster juga dilarang itu keliru, Susi keliru menurut saya,"ujarnya***