Tes ini juga mendeteksi komponen virus secara langsung dan bisa mendeteksi fase akut (early case detection) hingga mendeteksi pasien asimptomatik (tidak bergejala).
Namun, tes inijuga dinilai kurang akurat jika dibandingkan tes PCR terlebih saat kondisi viral load rendah.
Kemenkes juga menambahkan bahwa ada risiko hasil negatif padahal kultur positif dan uji validasi masih terbatas.
Baca Juga: Jimin BTS Jadi Pria Paling Populer di Bulan Desember, Bagaimana Member Lainnya?
Cara pemeriksaannya dilakukan melalui swab nasofaring di bagian hidung atau orofaring dibagian tenggorokan.
Jika protein virus (antigen) dalam tubuh berjumlah cukup banyak, alat tes rapid antigen akan memberikan sinyal positif. Hal ini berarti bahwa tubuh mungkin terpapar virus.***
Editor: Hening Prihatini
Sumber: Kemenkes