Jenazahnya dan enam Jenderal korban G30S PKI lainnya dibuang ke dalam sebuah sumur tua sedalam dua belas meter di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Jenazah mereka baru ditemukan pada 4 Oktober 1965
Berdasarkan situs Kemendikbud, latar berlakang peristiwa G30S/PKI ini adalah persaingan politik dimana PKI yang saat itu merupakan kekuatan politik merasa khawatir dengan kesehatan Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno sempat mengalami pingsan ketika memberikan pidato pada awal Agustus 1965.
Tragedi kematian 7 jendral korban G30S PKI memunculkan tanggapan berbagai pihak bahwa usia sang Presiden tidak akan lama.
Pertanyaan siapa pengganti Presiden Soekarno menimbulkan persaingan ketat antara PKI dan TNI.
Para Jenderal tersebut difitnah akan melakukan makar (kudeta) terhadap Presiden Pertama RI, Soekarno.
Ke 7 jenderal korban G30S PKI kemudian ditetapkan menjadi Pahlawan Revolusi.
Baca Juga: Profil Pierre Andreas Tendean, Sosok Penyelamat Jenderal A.H Nasution Dalam Peristiwa G30S PKI