4. Besaran bantuan atau nilai insentif yang diterima peserta adalah senilai Rp4,2 juta dengan rincian biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif pasca pelatihan Rp600 ribu guna mendukung biaya transportasi dan internet yang diberikan sebanyak satu kali, serta insentif survei sebesar Rp100 ribu untuk dua kali pengisian survei.
5. Dilakukan secara offline atau luring, program Kartu Prakerja akan dimulai di 10 kota besar secara bertahap sampai ke seluruh Indonesia.
Adapun ke 10 kota besar itu adalah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, Pontianak, Makassar, Kupang, dan Jayapura.
“Adapun untuk moda online atau daring, sama seperti sebelumnya, dapat diikuti dari seluruh provinsi,” kata Dwina.
6. Pelatihan yang diprioritaskan adalah kebutuhan di masa kini dan mendatang yang mencakup beberapa bidang pekerjaan yang paling dibutuhkan antara lain bidang bisnis, perkantoran, manufaktur, ekonomi kreatif, teknik, pertanian, jasa perorangan, dan hospitality.
Hasil ini diperoleh dari kajian riset Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bappenas, Bank Dunia dan lembaga-lembaga lain seperti laporan “Critical Occupation List” tahun 2018, laporan “Indonesia’s Occupational Tasks and Skills” tahun 2020, studi World Economic Forum Future Job Report tahun 2020, serta riset Online Vacancy Outlook tahun 2020.
Demikianlah perubahan program Kartu Prakerja 2023 dengan Kartu Prakerja sebelumnya apa saja.***