Sukitman melihat pasukan PKI itu melemparkan sampah ke dalam lubang sumur yang sebelumnya berisi para korban. Pohon pisang juga ditanam di atas sumur maut tersebut.
Sang polisi melihat Letkol Untung memimpin peristiwa berdarah yang menumbalkan nyawa tujuh Pahlawan Revolusi.
Namun, Sukitman lolos dari maut. Oleh anggota PKI, Sukitman dianggap orang yang tidak ada hubungannya dengan jenderal yang diculik tersebut.
Baca Juga: JADWAL Film G30S PKI Kapan Ditayangkan 2023 Jangan Sampai Ketinggalan!
Jadi Penunjuk Lokasi Jenazah Pahlawan Revolusi
Seorang dari pasukan penyiksa jenderal tersebut mengatakan bahwa Sukitman agar sang polisi tidak usah takut. Orang itu berdalih membunuh jenderal untuk melindungi Presiden Soekarno.
"Sementara para jenderal yang menamakan diri Dewan Jenderal, jam dinding di rumahnya saja terbuat dari emas dan mereka akan membunuh Presiden pada tanggal 5 Oktober,," ucap Sukitman mengulang kata-kata yang disampaikan padanya malam itu.
Sukitman kemudian bawa ke Halim, pada malam harinya dia malah diajak seorang tentara yang mengawasinya untuk mengambil nasi untuk dibagikan kepada pasukan lainnya di Gedung Penas.
"Ketika kembali menuju Gedung Penas itu saya sempat turun untuk membeli rokok. Saya pikir mendingan saya terus pulang saja," tambah Sukitman.
Kopral Iskak sopir Letkol Untung melarang rencana Sukitman tersebut. Dia kemudian tertidur karena merasa pusing. Polisi itu ngumpet di kolong truk dan tidur hingga pagi hari.