"Sebenarnya kami sudah memberikan peringatan karena jumlahnya yang banyak, dan harus disediakan untuk 86 Kelurahan di Sleman dengan lebih dari 24.000 snack," kata Baehaqi,
Konsumsi sesuai dengan kesepakatan awal disediakan dalam bentuk snack dengan nominal per bungkusnya seharga Rp15.000.
Namun muncul kabar tidak sedap dan viral soal snack untuk pelantikan KPPS seperti sajian layatan atau sajina untuk tamu playat di Sleman.
Hasil pengusutan KPU, kata Baehaqi setelah snack tersebut menjadi viral menunjukkan bahwa nilai sebenarnya hanya senilai Rp5.000, hal ini dianggap tidak manusiawi atau tidak pantas.
"Setelah klarifikasi dengan vendor, pihak rekanan telah melakukan subkontrak ke penyedia jasa lainnya dan ada keuntungan yang diperoleh oleh vendor," tambahnya.
Baehaqi menjelaskan kejadian ini sebagai pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang, terutama karena dalam waktu dekat akan ada bimbingan teknis untuk seluruh anggota KPPS di Sleman.
"Kami sudah memutus kontrak dengan vendor tersebut dan tidak akan menggunakan jasanya lagi. Masalah uang transportasi baru akan diberikan saat bimtek," kata Baehaqi.
Namun, netizen menuntut agar pengadaan snack pelantikan KPPS diusut tuntas sebagai warning proses Pemilu 2024 dengan cost yang sangat besar.
@Vigaya menyampaikan, "Harus diusut nih, kenapa hanya vendor yang disalahkan. Ga mungkin KPU tidak tahu bahwa Rp15.000 menjadi Rp5000," tulisnya.