Berdasarkan data dari Dog Meet Free Indonesia (DMFI) yang diperoleh Portal Purwokerto, sekitar 13.700 ekor anjing setiap bulannya di Solo Raya dibantai untuk dikonsumsi. "Belasan ribu ekor anjing tersebut untuk memenuhi kebutuhan ratusan warung daging anjing di kota tersebut," katakata Karin Franken, Koordinator DMFI Pusat saat bertemu Gubernur a Tengah Ganjar Pranowo di Semarang.
Tingginya peredaran olahan daging anjing di Jawa Tengah memang didominasi dari Solo Raya. Ada seratus lebih warung olahan anjing berada di sana, "Khusus untuk wilayah Kota Surakarta terdapat 63 warung, kota tersebut menjadi konsumen terbesar di Jawa tengah," tambahnya.
Baca Juga: Dua dari Delapan Akun yang Diduga Menyebarkan Video Syur Mirip Gisella Anastasia Sudah Ditutup
Menurut Karin, untuk memenuhi kebutuhan ratusan warung daging anjing di Solo Raya sebanyak 13.700 ekor anjing dibantai setiap bulan sana.
Kabupaten dengan konsumsi terbanyak di Jawa Tengah adalah Salatiga, Semarang, Sukoharjo, Sragen. "Solo paling banyak. selain konsumsi daging, alat transportasinya juga memicu penyakit rabies," katanya
Pemasok utamanya adalah Jawa Barat yang notabene belum terbebas dari rabies. Padahal sejak tahun 1995 di Jawa Tengah sudah tidak ditemukan lagi kasus rabies. Melihat perkembangan tersebut akhirnya Kementerian Pertanian mengeluarkan surat keputusan Nomor 892/Kota/TN.560/9/1997 yang menyatakan Jateng bebas rabies.
Baca Juga: Gisella Anastasia Akan Diperiksa Polisi Terkait Video Syur Mirip Wajahnya
Karin menambahkan status Jateng sebagai provinsi bebas rabies tersebut kini terancam karena konsumsi hewan pembawa rabies (HBR) di Jateng, anjing salah satunya cukup tinggi.
"Kondisi saat ini banyak (anjing) yang dikirim ke Jateng. Makanya kita minta pemerintah ambil langkah cepat untuk menghentikan konsumsi daging anjing,”tambahnya.***