”Haaa...kamu itu gimana sih Dis. Udah SMP kok belum bisa mengeja nama sendiri dengan benar. Gendis itu mengejanya G-E-M-B-U-L. Itu kayak pamannya Bobo, hahaha....” Arga tertawa, diikuti teman-temannya.
Gendis yang memang merasa badannya gemuk jadi sewot. ”Arga, kamu selalu begitu! Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat nakal? Lagian kamu cuma berani nakalin anak perempuan. Dasar!” Gendis pun pergi dengan marah.
d. Struktur teks drama: Resolusi
Pengembangan dialog: Suatu hari, di siang yang panas, Inka dan Gendis berjalan kaki pulang sekolah. Tiba-tiba di belakang mereka terdengar bunyi bel sepeda berdering-dering.
Inka dan Gendis cuma menoleh sebal. Arga melewati mereka dengan tertawa keras. Tahu-tahu...gubrak! Karena kurang hati-hati, sepeda Arga menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan.