Erupsi Merapi, Evakuasi Masih Berlangsung, Seribuan Lebih Warga Tempati Pengungsian

- 12 November 2020, 03:55 WIB
 Gunung Merapi telah mengalami peningkatan vulkanik pada Rabu 11 November 2020.
Gunung Merapi telah mengalami peningkatan vulkanik pada Rabu 11 November 2020. /istimewa/

 

PORTAL PURWOKERTO - Arus pengungsian terhadap warga yang tinggal di wilayah terdampak erupsi Gunung Merapi masih berlanjut. Jumlah pengungsi hingga Rabu 11 November 2020  mencapai 1.294 orang.

Aktifitas Gunung Merapi meningkat terus, empat pemerintah daerah tingkat kabupaten, yakni Kabupaten Magelang, Boyolali Klaten dan Sleman telah menetapkan status keadaan darurat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ke 1294 warga  yang dievakuasi berasal dari empat kabupaten  Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah,  aktivitas Gunung Merapi masih berlanjut.

Baca Juga: Guguran Lava Gunung Merapi Mulai Terlihat, Warga Diminta Tetap Tenang

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam pernyataan resmi diterima di Jakarta, Rabu malam mengatakan, total 1.294 warga telah dievakuasi ke empat kabupaten yakni Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman.

“Mereka yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui,” kata Raditya, dilansir Portal Purwokerto dari Antara.

Baca Juga: Arah Erupsi Merapi Diprediksi ke Tenggara dan Barat, Ganjar : Semua Harus Bersiaga

Jumlah  warga paling banyak dievakuasi berasal dari Kabupaten Magelang dengan total 835 warga, Sleman 203 warga, Boyolali 133 warga, dan Klaten 123 warga. Mereka tersebar di tempat evakuasi sementara (TES) dan tempat evakuasi akhir (TEA).

Raditya menjamin kebutuhan makan dan minum para warga terpenuhi. Para sukarelawan di lokasi evakuasi terus membantu untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti sayuran, kemudian memasak makanan di dapur umum atau pun di mobil dapur lapangan.

Baca Juga: Perbaikan Jalur Evakusai Kawasan Rawan Bencana 3 Merapi dikebut untuk Evakuasi Warga dan Ternak

Pos pendukung di tempat penampungan juga selalu siap untuk memberikan pelayanan seperti pos kesehatan yang siaga 24 jam.

"Pihak pemerintah desa menyiapkan tidak hanya tempat, tetapi tenaga serta pelayanan kepada para warga yang harus dievakuasi. Ini menjadi bukti kuatnya sister village dalam konteks kebencanaan, warga dari suatu desa membantu warga desa lainnya," ujar dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kata Raditya, terus membantu pemerintah desa, kabupaten maupun provinsi untuk memenuhi kebutuhan warga.

Dalam upaya kesiapsiagaan maupun penanganan darurat, empat pemerintah daerah di tingkat kabupaten tersebut telah menetapkan status keadaan darurat, baik siaga maupun tanggap darurat.

Baca Juga: Hadapi Merapi, Warga Terapkan Konsep Desa Bersaudara Hingga Kepala Keluarga Kembar

“Status tersebut akan mempermudah BPBD dalam aksesibilitas sumber daya, maupun akuntabilitas dalam penyelenggaraan operasi tanggap darurat,” terangnya.

Raditya mengatakan BPBD juga terus mengevaluasi tantangan apabila kondisi semakin kritis, seperti jalur dan transportasi evakuasi, jalur dan peralatan komunikasi, maupun penerapan protokol kesehatan saat proses evakuasi maupun di tempat penampungan.***

 

Editor: Eviyanti

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah