PORTAL PURWOKERTO – Petisi biokot terhadap pedangdut Saiful Jamil terus bertambah setiap detiknya. Bukan hanya masyarakat para artis, sutradara, komika hingga KPI pun telah buka suara.
Akan tetapi, banyaknya arus boikot saipul jamil ini tidak membuat Bang Ipul, begitu dia disapa muncur dari dunia hiburan. Dia bergeming, bahkan berdoa agar masyarakat mendapatkan hidayah.
Saipul Jamil keluar dari penjara setelah menjalani hukuman selama 5 tahun atas kasus asusila dan juga suap.
Saiful Jamil yang tersandung kasus pedofilia ini diberi panggung di layar kaca. Televisi masih memberikan tempat bagi Bang Ipul untuk tampil.
Bahkan menceritakan kisah hidupnya selama di Penjara. Bahkan, dielu-elukan di sambut sangat meriah bak pahlawan.
Muncul petisi di laman change.org, yang dibuat oleh akun Let's Talk and Enjoy, dengan judul Boikot Saipul Jamil Mantan Narapidana Pedofilia, Tampil di Televisi Nasional dan YouTube.
Hingga hari Senin, 6 September 2021 pukul 21.10 WIB, Petisi Boikot Saipul Jamil ini sudah ditandatangani sebanyak 438.938 tanda tangan dan terus bertambah.
Berikut adalah link Petisi Boikot Saipul Jamil: KLIK di SINI
Publik pun menyanyangkan jika televisi masih memberikan ruang bagi Saipul Jamil. Alasannya karena korban akan terus trauma melihat hal tersebut.
Tidak hanya publik,sejumlah artis, sutradara, komika, bahkan hingga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) angkat suara.
Artis yang tegas tidak akan mengundang Saipul Jamil di acaranya yakni Hesti Purwdinata. Melalui akun Twitternya, dia mengatakan jika pengisi acara juga berhak memberikan suara untuk menolah talent yang akan diundang.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko dan rumah produksi Visinema pictures juga menyatakan memberhentikan kesepakatan distribusi film animasi Nussa dan Keluarga Cemara dengan stasiun yang menghadirkan Saipul Jamil.
Baca Juga: Biodata dan Profil Saipul Jamil, Perjalanan Karir Hingga Jeratan Kasus Pencabulan Anak Di Bawah Umur
Wakil Ketua KPI Pusat Mulyo Hadi Purnomo dalam pernyataan di laman resmi KPI, juga menghimbau Lembaga penyiaran publik untuk berhati-hati menayangkan muatan-muatan perbuatan melawan hukum atau bertentangan dengan adab dan norma.
Seperti penyimpangan seksual, prostitusi, narkoba dan tindakan melanggar hukum lainnya yang dilakukan artis.
“Kami berharap seluruh Lembaga penyiaran memahami sensitifitas dan etika kepatutan publik terhadap kasus yang telah menimpa yang bersangkutan dan sekaligus tidak membuka kembali trauma lama yang dialami korban,” tulisnya.***