PORTAL PURWOKERTO - Dari takut jarum suntik, hingga hipertensinya mendadak kumat mewarnai proses vaksinasi covid 19 terhadap 35 wartawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas di Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis 15 Februari 2021.
Sebelum menjalani vaksinasi, sejumlah wartawan melakukan persiapan mental menghadapi jarum suntik, sebab fenomena takut jarum suntik bukan mitos.
Adalah Anang Firmasyah wartawan Suara.com sejak awal datang ke pelaksanaan vaksinasi anggota PWI Banyumas bertempat di Puskesmas Purwokerto Barat, katanya sudah merasa ngeri membayangkan takut jarum suntik.
Baca Juga: Kronologis Penembakan Anggota TNI AD di Kafe Cengkareng oleh Bripka CS, Gegara Tak Mau Bayar Bill?
Ketika dipanggil untuk skrining kesehatan, wajahnya sudah terlihat tegang. Dia mengaku takut jarum suntik sejak kecil.
Memasuki ruang vaksinasi, ketika perawat sudah siap dengan jarum suntiknya, mendadak dia peluk wartawan Jati lain yang kebetulan paling dekat dengan nya. Wajahnya langsung disembunyikan di balik punggungnya.
Tak sekalipun menoleh melihat wajah petugas Puskesmas yang membawa jarum suntik untuk vaksinasi
Kehebohan tersebut langsung diabadikan rekan wartawan lain yang sudah menunggu momen penyuntikan vaksin sinovak terhadapnya, mereka sampai lupa untuk jaga jarak.
Baca Juga: Prediksi Pertandingan Liga Eropa Napoli Vs Granada: Pekerjaan Berat Gennaro Gattuso untuk Napoli
Baca Juga: Prediksi Pertandingan Liga Eropa Arsenal Vs Benfica: Mikel Arteta Harapkan Kemenangan untuk Arsenal
Anang yang fotografer baru melepas pelukan rekannya setelah perawat bilang, “Uwis mas (sudah mas) sudah disuntik vaksin,” katanya,
Wajah sempat menampakan keheranan karena tidak merasakan sakit ketika disuntik, Menurut Anang tidak sakit , "Bagaimana ya dari kecil sudah takut suntik. Meski tidak sakit tetap saja ngeri ketika harus disuntik," terangnya.
Namun kepada masyarakat dia tetap berpesan untuk tidak takut divaksin. Karena sangat penting agar corona segara menghilang. “Saya takut tapi saya beranikan diri," terangnya.
Arbi dari detik.com juga takut jarum suntik namun bagi dia vaksin sangat penting untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Baginya Jarum suntik telah mengalahkan corona.
Baca Juga: Sudah Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12? Berapa Lama Evaluasinya? Cek Disini
Baca Juga: Untuk Mempercepat Proses, Siapkan Hal Ini Saat Menunggu Evaluasi Prakerja Gelombang 12
Hingga akhir pelaksanaan program vaksin gratis dari pemerintah berjalan lancar. Namun beberapa wartawan tensi darahnya mendadak naik.
Seperti Ali dari Radar Banyumas dan Driyanto dari Kedautan Rakyat, Ali mengaku tidak pernah tensinya naik selalu normal. Driyanto bahkan harus konsumsi obat penurun tensi agar bisa vaksinasi.
Namun saat skrining kesehatan, tiba tiba tensi darahnya dites mendadak naik dari 110 70 naik menjadi 120 80. Meski tergolong normal ia merasa heran dengan perubahan tersebut. “Apa alat tensinya yang rusak ya,”ujar Ali.
Ketua PWI Banyumas Liliek Dharmawan mengaku, sudah mempersiapkan diri menjelang vaksinasi, dengan olah raga istirahat cukup hingga minum jus semangka. Katanya jus semangka dapat menurunkan tensi.
Baca Juga: Cekcok di Kafe Cengkareng, Oknum Polisi Tembak Pekerja, Tiga Orang Tewas
"Semangka setengah gluntung saja jus saya minum agar tensi stabil sehingga bisa ikut vaksinasi,"terangnya.
Wartawan Media Indonesia itupun masyarakat untuk tidak takut untuk divaksin Covid-19.
“Vaksinasi tidak menjamin tidak terkena Covid namun dapat mengurangi efek tertular corona. Gejala yang timbul lebih ringan dibanding yang tidak divaksin," katanya.
Vaksinasi kepada wartawan kata Bupati Banyumas Achmad Husein menjadi skala prioritas penerima vaksin gelombang ke 2 ,selain pelayan publik, ASN, Polri dan TNI.
"Wartawan merupakan salah satu kelompok profesi yang banyak berkontak langsung dengan masyarakat," katanya.
Bupati berpesan meski sudah disuntik vaksin, protokol kesehatan tetap harus diterapkan. ***