Network
PORTAL PURWOKERTO - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menerima 11 anak terlantar dari anak gelandangan pengasong, pengemis dari Kampung Rahayu di Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas sebagai mahasiswa melalui jalur mahasiswa.
Rektor UMP Purwokerto Prof Dr Jebul Suroso mengatakan, tahun ini sebanyak 11 anak gelandangan pengasong dan anak terlantar di bawah pembinaan Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) diterima diterima sebagai mahasiswa UMP.
11 Penerima beassiwa UMP Purwokerto mengambil jurusan, tekniki nformastika, Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga psykologi. “Kita terbuka untuk semua program, diantaranya mereka mengambil kedua jurusan tersebut yang aplikasinya lebih mudah di masyarakat,” kata Jebul Suroso acara Buka Puasa dan Juguran Bersama Rektor UMP dan Kaum Dhuafa, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Hyndia Band Aransemen Hymne UMP Purwokerto, Diganjar Beasiswa Anak Band
Seperti ketahui Kampung Rahayu berada di Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan, dihuni warga tidak mampu, pengasong, gelandangan waria mantan PSK. Kemudian UMP Purwokerto mendirikan PSDK hingga saat ini, mereka kemudian mendapat pendampingan pada berbagai aspek mulai dari ekonomi, pendidikan moral, keagamaan, ekonomi, dan kesehatan secara berkelanjutan.
“Sampai saat ini PSDK masih berlanjut, saat ini pendampingan masih berlanjut. Untuk pendidikan dari jenjang SD sampai SMA bahkan tiga tahun terakhir adalah pemberian beasiswa di UMP Purwokerto, untuk semua program jurusan,” kata Jebul.
Ketua PSDK UMP Bayu Kurniawan menambahkan, PSDK terbuka untuk berbagai komunitas kaum dhuafa, tugasnya merubah karena visi misi yang diemban PSDK adalah mengubah pola pikir mereka dari sebelumnya hidup sebagai pengemis dan sebagainya menjadi lebih baik lagi
Baca Juga: Hanya UMP Purwokerto di Banyumas Satu Satunya PT Muhammadiyah Yang Miliki Bisnis Energi,
"Hampir sebagian besar penghuni Kampung Rahayu adalah pengemis gelandangan pengasong,waria hingga PSK namun secara berangsur angsur seperti PSK dan waria melalui proses yang panjang mereka sudah tidak kembali pekerjaan yang lama dan kembali ke kodratnya ," jelasnya.
