BKSDA Temukan Jejak Buaya Muara di Segara Anakan Cilacap

- 15 Oktober 2020, 18:06 WIB
Jejak Buaya Muara di Laguna Segara Anakan
Jejak Buaya Muara di Laguna Segara Anakan /Dok BKSDA RKW Cilacap

PORTAL PURWOKERTO - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Resor Konservasi Wilayah Cilacap dan Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Pandu Nusa Buana wilayah Cagar Alam Nusakambangan Timur dan Barat menggelar patroli wilayah di Segara Anakan,  melacak keberadaan buaya muara (Crocodylus porosus).

Patroli digelar setelah ada laporan  penampakan binatang buas tersebut  mondar mandir di wilayah perairan  Segara Anakan sejak sepekan ini.

Petugas juga sudah menemukan jejak keberadaannya sekitar alur sungai sekitar Motean Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut. 

Kepala Balai Konservasi Sumber  Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Resort Konservasi Wilayah Cilacap Dedy Rusyanto mengatakan,  sudah melihat jejak buaya lokasi pendaratan di pinggir alur sungai sekitar Klaces.

"Kita sudah menemukan jejak buaya berupa tapak tubuh dan kakinya  sekitar tanah timbul alur pinggir sungai wilayah perairan di Klaces. Jejak buaya muara terlihat sangat jelas di permukaan tanah yang agak berlumpur," terang Dedy, Kamis 14 Oktober 2020.

Buaya sering menampakan diri ketika air laut surut kemungkinan untuk  berjemur, diperkirakan ada empat titik wilayah pendaratan buaya   di sekitar alur perairan dan hutan bakau wilayah Klaces di Laguna Segara Anakan Kecamatan Kampung Laut Cilacap.

Keberadaan  buaya muara yang diperkirakan memiliki panjang tiga meter, sempat   menyebabkan warga cemas.

 

 

Tim BKSDA dan juga Mitra Polhut melakukan Patroli
Tim BKSDA dan juga Mitra Polhut melakukan Patroli /Dok BKSDA RKW Cilacap

Patroli digelar  karena ada pengaduan warga nelayan BKSDA

Pelacakan sekaligus survey dalam rangka upaya untuk mempertimbangkan kemungkinan penangkapan, juga mengetahui habitat dan populasi buaya di kawasan Segara Anakan.

Hal tersebut untuk menghindari terjadinya konflik antara warga Kampung Laut dengan buaya muara yang dulu merupakan habitatnya. Mengingat binatang tersebut merupakan salah satu binatang yang dilindungi.

Ditambahkan, buaya bagi warga Laguna  Segara Anakan nampaknya sudah  familiar, karena  binatang buas tersebut tidak menampakkan keganasan akan menyerang penduduk setempat, seperti dugaan semula.

"Karena ketika ada perahu melintas buaya akan masuk ke air, sehingga berangsur angsur kecemasan menghilang, kami berharap warga bisa hidup berdampingan dengan warga," jelasnya.

Meski  kerap muncul di permukaan, sejak tahun lalu tak pernah dilaporkan adanya kasus penyerangan terhadap  manusia atau ternak milik warga. Sebab makanan seperti ikan di Segara Anakan masih melimpah.***

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x