Sehingga tingkat kejernihannya pun jika ditelisik akan berbeda jika dibandingkan minyak goreng kemasan.
Tak hanya itu, berdasarkan persyaratan SNI, minyak goreng curah cenderung tidak memenuhi pada satu kriteria, yaitu syarat bilangan peroksida.
Baca Juga: Mendag Sebut Stok Minyak Goreng Tidak ada Masalah, Harga Kembali Normal?
Angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakkan minyak karena oksidasi.
Tingginya angka peroksida menujukkan telah terjadi kerusakan pada minyak tersebut dan minyak akan segera mengalami ketengikan serta sudah mengalami oksidasi.
Jadi tak heran jika aroma minyak goreng curah kurang sedap jika dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang mengalami dua kali penyaringan.
Minyak goreng curah cenderung terpapar oksigen dan cahaya yang lebih besar dibanding minyak kemasan.
Baca Juga: Catat Ini Jadwal Operasi Pasar Minyak Goreng di Cilacap, Terbatas Satu Orang 2 Liter!
Sebab, distribusinya yang tidak menggunakan kemasan sehingga lebih mudah terpapar. Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi oksidasi.
Jadi, meskipun bukan kebutuhan pokok dan perannya masih bisa digantikan dengan bahan lain, namun mayoritas masyarakat di Indonesia memasak dengan menggunakan minyak goreng.