Pikirkan Lagi Kalau Mau Ghosting ke Pacar atau Gebetan, Ada Dampak Buruknya Loh, Nih Simak!

7 Maret 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi Ghosting /Instagram @hi_songjoongki

PORTAL PURWOKERTO – Ramai dibicarakan terkait dengan istilah Ghosting di jagad maya hari ini.

Istilah ini mencuat setelah putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep yang diduga melakukan ghosting kepada Felicia Tissue. 

Apa sebenarnya arti kata ghosting dalam hubungan itu? Istilah ghosting adalah bentuk sikap ketika kamu sedang dekat dengan seseorang lalu tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan penjelasan dari orang tersebut.

Ada banyak penjelasan mengenai apa itu ghosting. Salah satunya seperti dikutip Portal Purwokerto dari Majalengka Pikiran Rakyat, berjudul “Kamu Suka ‘Ghosting’ Gebetan atau Pacar? Berikut 4 Dampaknya, Hati-Hati Loh!’, yang juga dikutip dari thehealthy.com.

Baca Juga: Ramai Istilah Ghosting Gegara Kaesang Pangarep, Jadi Apa Sebenarnya Ghosting Itu?

Seorang psikolog klinis berlisensi di Calofornia State University bernama Prof Ramani Darvasula mengatakan jika ghosting sama halnya dengan diam-diam atau tanpa jejak menghilang dari kehidupan seseorang.

Ghosting juga menjadi istilah populer yang banyak digunakan dalam kencan secara daring dan luring.

Beberapa alasan mengapa orang melakukan ghosting, pertama bisa karena mereka ingin menghindari konfrontasi dalam hubungan yang lebih rumit, pacarana misalnya.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Trending Gegara Ghosting Felicia Tissue, Pacar Barunya Nadya Arifta Kini Jadi Sorotan

Kedua, karena kurangnya pemahaman mengenai bentuk komunikasi orang dewasa yang sehat. Ketiga bisa jadi karena efek kencan daring, atau jika pacarana sepertii LDR atau Long Distance Relationship.

Apakah akan memberikan dampak kepada orang yang telah disakiti? Tentu saja akan meninggalkan luka yang mendalam.

Apalagi jika orang tersebut sudah menaruh perasaannya begitu dalam, lantas ada orang yang meninggalkannya dengan seenaknya, tentu akan menyakitkan.

Baca Juga: Hari Jadi Cilacap ke-165 Tetap Digelar Meski Masih Pandemi, 21 Maret 2021 Tanggal Puncak Acara

Berikut dampak yang kamu harus perhatikan, agar kamu berpikir kembali jika akan atau sedang melakukan ghosting kepada pasangan atau gebetan:

1. Ghosting membuat kamu meragukan diri sendiri

Kalian yang mengghosting atau dighosting pasti akan mempertanyakan apakah diri kalian layak atau tidak.

Rasanya seperti kamu merasa ‘disingkirkan’ atau dibuang dan itu jelas akan sangat menyakitkan pada seseorang yang mengalaminya,” ucap Durvasula.

2. Ghosting dapat memicu rasa tidak nyaman

Baca Juga: Tahukah Kamu Seni Kriya Patung Asmat Biasanya Terbuat Dari Apa? Yuk, Simak Penjelasannya

Apabila seseorang yang berkencan dengan kamu tiba-tiba menghilang, dan kamu tiba-tiba mengeluarkan asumsi bahwa kamu merasa tidak baik untuk dia, dan merasa dia menghilang karena kamu belum cukup mampu untuk menjadi lebih baik baginya.

Padahal jika ditelusuri ada beragam alasan seseorang tiba-tiba orang berhenti untuk berkencan, tetap jika kamu seorang ghoster maka kamu tidak akan tahu mana alasan yang sebenarnya. Karena sifat ghoster yang memberikan perasaan negatif ke kamu dan bahkan kamu cenderung akan menyalahkan diri sendiri.

3. Merasa terhalang secara emosional

Baca Juga: Tak Dapat BLT UMKM PNM Mekar? Coba KUR Alumni Prakerja Untuk Dapat Pagu Hingga Rp10 Juta, Ini Syaratnya

Orang yang sudah punya kebiasaan mengghosting akan terhalang secara emosional. Mereka akan terperangkap dalam hubungan yang tidak dewasa. Bahkan orang itu akan sulit langgeng  dengan pasangannya kelak di masa depan.

4. Berkurangnya rasa empati dan pengertian

Ketika kamu mengghosting seseorang maka bisa jadi akan kurang peduli atau pengertian tehadap orang tersebut.

Meksipun ghoster menganggap itu baik-baik saja dan tidak ada orang yang terluka karenanya. Padahal kamu tidak tahu dia yang dighosting akan memiliki luka yang mendalam.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Bayern Munchen vs Dortmund: Hattrick Lewandoski Bawa Munchen Menang Laga Der Klassiker

Terutama apabila hubungan tersebut sudah lama. Karena ini sudah bukan tentang menjaga tapi sudah menjadi tanggung jawab untuk selalu ada dengan pasangan kamu.

Darvasula mengatakan, ketika kamu akan memulai suatu hubungan, maka tanyakan kepada diri sendiri, apakah siap menjalankan suatu hubungan?.*** (Andi Mifta Farid/Majalengka Pikiran-Rakyat)

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Majalengka.Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler