Muncul Klaster Covid-19 Baru di Beijing, China Sebut Karena Orang Indonesia

1 Januari 2021, 11:45 WIB
Ilustrasi Covid-19. Lonjakan tinggi kasus positif Covid-19 di Cilacap mengawali tahun 2021. Total 3.581 kasus positif hingga 1 Januari 2021. /Yumi Karasuma/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO – Warga Indonesia dituduh sebagai dalang munculnya kluster baru di Beijing China. Hal ini seiring dengan mulai melonjaknya Kembali kasus Covid-10 di China.

Melansir Global Times, Pang Xinghuo, Wakil Direktur pusat kota untuk pencegahan dan pengendalian penyakit, mengumumkan melalui pada konferensi pers yang digelar Rabu 30 Desember 2020.

Berdasarkan hasil analisis urutan genetik virus menunjukkan, bahwa virus itu termasuk dalam genotipe-L dari cabang Eropa, yang memiliki kemiripan tinggi dengan strain virus yang ditemukan di Asia Tenggara pada November lalu.

Baca Juga: Melonjak! 3.581 Kasus Positif Covid-19 di Cilacap Awali Tahun 2021, Klaster Ponpes Tambah 101 Kasus

“Kasus awal Covid-19, yang menyebabkan kumpulan infeksi di wilayah tersebut, diimpor dari Indonesia,” kata Pang, seperti dikutip Portal Purwokerto dari Zona Jakarta dengan artikel berjudul ‘Pemerintah Tiongkok Tuding Indonesia Jadi Dalang Munculnya Klaster Baru Covid-19 di Beijing’.

Awal mula kasus ini dimulai dari seorang pria berusia 28 tahun yang memasuki Provinsi Fujian di China Timur pada akhir November dan kemudian melakukan perjalanan ke distrik Shunyi di Beijing.

Dilaporkan bahwa pria itu duduk di sebelah pasien yang dikonfirmasi dari Indonesia dalam penerbangan dari Indonesia ke Fujian.

Baca Juga: Buruan Daftar! Lowongan Kerja BPJS Kesehatan Cuman Sampai 5 Januari 2021, Ini Informasinya

Dia pergi ke Beijing pada 10 Desember setelah menyelesaikan karantina 14 hari di Fujian dan dinyatakan negatif setelah tes asam nukleat.

Namun, dia kemudian dinyatakan positif dalam tes antibodi serum dan negatif dalam tes asam nukleat lainnya pada 26 Desember.

Sementara itu, sampel dari tempat tinggal dan tempat kerjanya dinyatakan positif  virus corona dan pria itu dibawa ke Rumah Sakit Ditan Beijing. Tes asam nukleatnya menjadi positif pada 28 Desember dan dia diidentifikasi sebagai pasien tanpa gejala.

Baca Juga: Gratis Vaksin Covid-19, Bupati Banyumas: Vaksinasi Mulai 22 Januari 2021

Pria itu kemudian menginfeksi teman sekamarnya dan kemudian menyebabkan infeksi pada pegawai supermarket dan sekelompok supir dan teman serta pekerja online yang memanggil mobil di kawasan industri Jinma melalui aktivitas kelompok.

Pang mencatat bahwa tidak ada bukti bahwa rangkaian infeksi ini terkait dengan kasus asimtomatik yang dilaporkan di distrik Xicheng Beijing dan kasus yang telah meninggalkan China menuju Korea Selatan.

Mengutip laporan CNA, dalam seminggu terakhir, China melaporkan 16 kasus Covid-19 yang sebagian besar berada di Distrik Shunyi.

Baca Juga: Ganjar Bersama Ribuan Orang Gelar Pesta Tahun Baru, Ada Live Musik Hingga Bagi-Bagi Sepeda

Total ada 14 kasus lokal yang dikonfirmasi, satu kasus tanpa gejala, dan satu kasus impor, sejak infeksi pertama diidentifikasi pada 23 Desember. 

Akibat lonjakan kasus tersebut, 10 wilayah distrik di Beijing dilakukan lockdown sejak 29 Desember 2020.

Ini merupakan lockdown pertama setelah merebaknya virus corona di Ibu Kota Tiongkok itu di bulan Juni dan Juli lalu.

Baca Juga: Waduh, Begini Penampakan Cabai Rawit Dengan Pewarna Merah di Purwokerto, Kalau Dimasak Rasanya Sama!

Pemerintah setempat juga telah melakukan pembatalan acara besar seperti kegiatan olahraga atau pameran. Tempat-tempat seperti bioskop, perpustakaan dan museum harus beroperasi dengan kapasitas 75 persen.

Serta Masyarakat diminta tinggal di rumah dan diimbau tidak bepergian ke luar kota.*** (Hani Affifah/Zona Jakarta)

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler