Hanya Rp20 Ribu, Harga Tes GeNose Disinyalir Paling Murah untuk Mendeteksi Covid-19

31 Januari 2021, 22:12 WIB
Tes GeNose /Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO - Saat ini GeNose sudah dipakai di beberapa stasiun Kereta Api. Pemerintah berencana akan menerapkan alat deteksi GeNose C-19 di bandara hingga pelabuhan.

Kabar menggembirakan datang dari dunia penelitian Tanah Air. Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) siap meluncurkan alat pendeteksi virus Corona yang dinamakan GeNose.

GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor AKD 20401022883 sehingga bisa diproduksi secara massal dan didistribusikan ke masyarakat.

Baca Juga: 5 Februari 2021 Stasiun Yogyakarta Bakal Sediakan Tes GeNose, Berapa Biayanya?

Alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas hasil temuan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini disebut akan diterapkan di sejumlah tempat umum dengan biaya Rp10 ribu hingga Rp25 ribu untuk setiap tesnya.

Pernyataan itu dibeberkan oleh Ketua Tim Pengembang GeNose dari UGM, Dr Kuwat Triyana, setiap tes terkena biaya sekitar Rp15 ribu hingga Rp25 ribu. Sementara, untuk mendeteksi adanya Covid-19 membutuhkan waktu hingga 3 menit termasuk saat pengambilan napas.

Menurut tim peneliti, keunggulan dari GeNose adalah desainnya yang sangat handy alias mudah digenggam serta mudah dioperasikan secara efisien dan mandiri.

Baca Juga: GeNose Diklaim dapat Mendeteksi Covid-19 hanya dalam 10 detik? Ini faktanya!

GeNose diklaim dapat bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi VOC (Volatile Organic Compound) yang terbentuk karena infeksi virus Corona.

Setelah napas seseorang diambil, sensor-sensor GeNose akan menginderanya. Kemudian, setelah memperoleh data lalu diolah dengan artificial intelligence (kecerdasan buatan) untuk pendeteksian serta pengambilan keputusan.

GeNose terhubung dengan sistem cloud computing agar mendapat hasil diagnosis yang real time. GeNose buatan UGM juga diklaim mampu bekerja paralel melalui proses diagnosis yang terpusat di dalam sistem sehingga validitas data pun tetap terjaga.

Baca Juga: Siap-Siap! Mulai 5 Februari, KAI Akan Syaratkan GeNose untuk Calon Penumpang Kereta Jarak Jauh

Data yang terkumpul ini bisa dimanfaatkan untuk pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi.
Murahnya harga tes GeNose diucapkan secara senada oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya, saat mencoba alat GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, pada Minggu 24 Januari 2021.

Menhub Budi Karya menjelaskan, GeNose adalah alat pendeteksi COVID-19 buatan Indonesia, yang diinisiasi oleh tim peneliti dari UGM. Saat ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mewajibkan penggunaan tes GeNose mulai tanggal 5 Februari 2021. Untuk angkutan bus tidak diwajibkan menggunakan tes ini, tapi akan dilakukan pengecekan secara acak menggunakan GeNose mulai 5 Februari 2021, dan Pulau Jawa akan melakukan terlebih dahulu.

Baca Juga: KAI Akan Ganti Rapid Test dengan Tes GeNose, Penumpang Diwajibkan Puasa Sebelum Tes

“Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp100.000, kalau mesti antigen Rp100.000 lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp40-50 ribu. Tapi dengan GeNose ini harganya hanya Rp20 ribu untuk sekali tes. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” tutur Menhub Budi Karya.

Sama seperti pemeriksaan rapid test antigen atau swab test PCR, hasil pemeriksaan menggunakan GeNose juga hanya berlaku maksimal 3x24 jam sebelum jam keberangkatan.

Sebelum melakukan perjalanan, para calon penumpang diwajibkan menunjukkan hasil non reaktif atau negatif untuk berbagai jenis pemeriksaan kesehatan.

Baca Juga: Promosi GeNose C19 UGM Ke Jokowi, Ganjar: PCR Ala Indonesia Hanya 15 ribu Untuk Tes Covid Massal

PT KAI juga menambahkan bahwa setiap calon penumpang harus dalam kondisi sehat, suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius, memakai masker yang menutupi hidung dan mulut, dan diimbau menggunakan pakaian lengan panjang.***

Sumber: ANTARA

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler