Gempa M 6.3 di Mentawai, BNPB Memonitor Gempa Bumi Dangkal yang Membuat Warga Lari ke Bukit

17 November 2020, 18:38 WIB
Ilustrasi gempa. / /Pikiran-Rakyat/

PORTAL PURWOKERTO -BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai masih memantau dampak gempa M6.3 yang terjadi di sekitar Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kuatnya guncangan membuat warga panik dan lari ke bukit.

Guncangan gempa pada hari ini, Selasa 17 November 2020. sekitar pukul 08.44 WIB, akibat aktivitas penyesaran  di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng.

Pasca kejadian, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi menyebutkan, BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai masih mengumpulkan informasi kemungkinan dampak gempa dari para camat.

Dilaporkan dari BPBD Kota Padang, kondisi jaringan listrik normal meskipun gempa kuat terjadi. Warga Kota Padang merasakan guncangan kuat sekitar 3 – 4 detik. Guncangan dirasakan kuat masyarakat di Kepulauan Mentawai.

Baca Juga: Gempa dengan Kekuatan Magnitudo (M) 6,3 Mengguncang Sumatera Barat, Tidak Berpotensi Tsunami

“Guncangan gempa dirasakan kuat. Warga Betaet merasakan guncangan kuat dan masyarakat spontan evakuasi ke bukit,” ujar Novriadi melalui pesan video pada Selasa, dikutip Portal Purwokerto dari laman resmi BNPB.

Di samping itu, masyarakat di Peipei, Tuapejat, Beriulo dan Sikakap merasakan guncangan kuat hingga membuat masyarakat keluar rumah. Sedangkan di Labuan Bajau dan Saumanganya, warga merasakan gempa namun tidak terasa kuat.

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Baca Juga: BMKG: Sepekan Aceh Dua Kali Diguncang Gempa, Diduga Ini Penyebabnya

BMKG mengidentifikasi parameter gempa berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 13 km.

Melihat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran  di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau strike slip fault,” ujar Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Baca Juga: BMKG Catat Gempa Susulan Pasca Guncang Banda Aceh Sabtu 14 November 2020

Selanjutnya BMKG mencatat guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kota Padang, Painan, Sipora III-IV MMI, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang II-III MMI, dan Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan I-II MMI.

Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD untuk mengetahui kondisi terkini pascagempa.***

 

Editor: Eviyanti

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler