PORTAL PURWOKERTO - Resmi! Harga Pertamax turun per 1 Oktober 2022. Sebelumnya dengan harga Rp14.500 menjadi Rp13.900. Ini alasan Pertamina.
Masyarakat Indonesia nampaknya dapat bernafas lega, lantaran pemerintah per hari ini resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kabar yang dinanti oleh seluruh rakyat ini membawa angin segar di tengah naiknya berbagai kebutuhan sehari hari.
Baca Juga: Update Harga BBM Seluruh Indonesia Terbaru Per 1 Oktober 2022, Pertamax Turun Rp600
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Pertamina menaikkan harga BBM yang kemudian diikuti oleh kenaikan beberapa kebutuhan harga pokok.
Berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesua serentak menggelar aksi damai menolak kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
Namun sekarang, masyarakat dapat sedikit bernafas lega lantaran awal bulan ini Pertamina mengumumkan penurunan harga BBM.
Hari ini, Sabtu, 1 Oktober 2022 pemerintah dan Pertamina mengumumkan kabar bahagia terkait harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca Juga: Setelah Mahasiswa, BURUH Lakukan Aksi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM pada 6 September 2022
Secara resmi, harga BBM Pertamina, khususnya Pertamax turun menjadi Rp13.900 per liter dari harga semula Rp14.500.
Penurunan harga BBM ini adalah salah satu bentuk penyesuaian harga jual jenis bahan bakar umum (JBU) atau BBM non subsidi.
Penyesuaian tersebut mengakibatkan penurunan harga Pertamax. Selain Pertamax, BBM lain juga ikut terkena penyesuaian harga, yakni BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Perta Dex.
Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 14.950 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 13.900.
Sementara itu, untuk Dexlite (CN 51) juga mengalami penyesuaian harga menjadi Rp 17.800 dan Perta Dex (CN 53) harganya menjadi Rp 18.100 per liternya.
Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta.
Berbeda dengan Pertamax Series yang mengalami penurunan harga, Gasoil (diesel) Dexlite dan Perta Dex menhalami kenaikan harga.
Perbedaan penyesuaian harga pada Pertamax Seeries dan Dex Series disebabakan oleh kondisi energi global, salah satunya adalah geopolitik di Eropa Timur.
Kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan produk bahan bakar gas di seluruh dunia, dan salah satu substitusi produk bahan bakar gas adalah bahan bakar diesel yang harganya mengacu kepada MOPS Kerosene.
Dilansir dari laman resmi Pertamina, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa harga BBM non subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.
“MOPS Kerosene ini menjadi acuan harga untuk bahan baku produk diesel. Tingginya permintaan dan terbatasnya bahan baku membuat harganya menjadi tetap tinggi, meskipun harga minyak dunia trennya menurun,” ujarnya.
Penyesuaian penetapan harga secara keseluruhan diatas telah diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.***