Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Sesuai Sunah, Ternyata Harus Memperhatikan Ini!

- 6 April 2023, 09:48 WIB
Ilustrasi Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Sesuai Sunah, Ternyata Harus Memperhatikan Ini!
Ilustrasi Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Sesuai Sunah, Ternyata Harus Memperhatikan Ini! //Antara/Novrian Arbi

PORTAL PURWOKERTO - Ternyata mudah, tata cara shalat gerhana matahari sesuai sunah. Sebagian besar Indonesia akan mengalami gerhana matahari pada Kamis, 20 April 2023. Gerhana matahari tersebut secara lengkap akan berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam.

Seluruh wilayah Indonesia, kecuali Aceh bagian utara akan mengalami fenomena astronomi yang unik. Gerhana matahari Hibrid diperkirakan akan berlangsung pada Kamis, 20 April 2023 mulai pukul 09.29-12.06 WIB waktu Jakarta. Puncak gerhana matahari diperkirakan terjadi pada pukul 10.45 WIB.

Gerhana matahari, meskipun dapat dilihat dengan mata telanjang namun tidak dianjurkan untuk dilihat secara langsung. Pasalnya, cahaya tersebut bisa merusak mata bila dilihat langsung tanpa perantara apapun. 

Baca Juga: Kapan Gerhana Matahari 2023? Apa yang Dimaksud dengan Gerhana Matahari Hibrida?

Yatny Yulianty dari Observatorium Bosscha ITB menyatakan bahwa melihat gerhana matahari denganmata telanjang dapat merusak lapisan retina mata dan menyebabkan penglihatan kabur hingga kebutaan. Ia menyarankan penggunaak proyeksi atau bayangan.

“Paling aman, kita bisa melihat gerhana dengan metode proyeksi atau bayangan,” ujar Yatny. Metode proyeksi atau bayangan ini tidak melihat gerhana matahari secara langsung namun menggunakan media lain. Namun, penggunaan alat sehari-hari seperti kacamata hitam, film foto, dan film rontgen untuk melihat matahari tidak dianjurkan.

 

Saat terjadi gerhana matahari, dianjurkan untuk melakukan shalat gerhana matahari. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan peristiwa tersebut tercantum dalam salah satu hadis.

Baca Juga: 7 April 2023 Tanggal Merah Hari Apa? Ada Libur Nasional Jumat Agung Wafatnya Isa Almasih, dan Peringatan Ini

Aisyah RA bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad SAW mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Rasulullah melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa saat gerhana matahari terjadi, Rasulullah SAW bergegas menuju ke arah masjid dan menunaikan shlata gerhana matahari. Ibnu Hajar, salah satu ahli hadis mengatakan bahwa shalat gerhana yang paling afdol adalah dilakukan di masjid atau di tanah lapang agar lebih mudah melihat kapan berakhirnya gerhana.

Shalat gerhana hanya dilakukan apabila gerhana tersebut terjadi di tempat tinggal kita. Hukum melakukan shalat gerhana adalah sunah muakkad, artinya shalat sunnah yang ditekankan untuk dilakukan (mendekati wajib).

Baca Juga: Ucapan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Artinya Apa, Diucapkan Idul Fitri, Lebaran 2023 Arab Latin dan Jawaban

Jumlah rakaat shalat gerhana adalah dua rakaat dan diawali dengan niat shalat khusuf/kusuf. Ada tiga cara untuk melakukan shalat gerhana. Mulai dari yang paling ringan (sebentar), hingga paling lama. 

Shalat gerhana paling ringan disebut aqolluha. Tata cara shalah gerhana ini dilakukan seperti melaksanakan dua rakaat sunnah Subuh atau Zuhur, yaitu satu kali rukuk di tiap rakaat. Berbeda dengan shalat gerhana paling lama yang disebut a'laal kamaal.

Shalat gerhana ini meskipun juga hanya dua rakaat, namun tiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali berdiri. Bacaan surat dan tasbihnya pun lebih lama.

Baca Juga: Muhammadiyah Lebaran Tanggal Berapa 2023, 1 Ramadhan 2023 Muhammadiyah 23 Maret, Idul Fitri 2023 di Hari Ini

Tata Cara Shalat Gerhana
1. Membaca niat khusuf(boleh dilisankan, atau di dalam hati)
2. Takbiratul ihram 
3. Membaca doa iftitah kencang (jahr)
4. Membaca ta’awudz kencang (jahr)
5. Membaca surah Al-Fatihah kencang (jahr)
6. Membaca surah Al-Baqarah kencang (jahr)
7. Rukuk (pertama) lamanya seperti membaca 100 ayat.
8. Bangkit dari ruku , melakukan i’tidal sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
9. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
10. Kemudian ruku’ kembali (ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
11. I'tidal
12. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

Baca Juga: Hadapi Lebaran 2023, Bank BRI Siapkan Uang Tunai Rp32 Triliun

13. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua seperti rakaaat pertama. Bedanya, di rakaat kedua bacaan dan gerakannya lebih sebentar(singkat) daripada yang pertama. 
14. Tasyahud
15. Salam
16. Duduk mendengarkan khutbah dari imam

Tata cara shalat gerhana matahari yang paling penting adalah dilakukan saat terjadinya gerhana matahari di tempat lokasi kita berada. Bila gerhana matahari terjadi namun tidak di lokasi kita berada, maka tidak perlu melaksanakan shalat sunah ini. Namun apabila terjadi di lokasi kita berada, sunnah muakkad hampir wajib dilakukan shalat gerhana matahari.***

 

 

Editor: Lasti Martina

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x