Network
PORTAL PURWOKERTO – Masyarakat dunia, memperingati hari Jomblo sedunia atau Single Day pada 11 November.
Awalnya, masyarakat Tionghoa ini menyebut 11 November ini sebagai Hari Bujangan, yang menjadi musim liburan serta musim belanja tidak resmi bagi orang-orang yang tidak memiliki hubungan di Tionghoa.
11 November dipilih, karena angka 1 menyerupai tongkat kosong, dan dalam bahasa gaul di internet China, bagi pria yang masih lajang dan belum menikah. Selain itu karena belum menikah, maka tidak memiliki cabang di pohon keluarga.
Baca Juga: Ajudan dan sopir positif Covid 19, Bupati Banyumas Husein Negatif dari Virus Corona
Awalnya Single Day ini berasal dari Universitas Nanjing pada tahun 1990-an, saat itu ada empat mahasiswa jomblo yang ingin melepaskan diri dari kebujangannya. Selanjutnya menyebar ke universitas lain dan akhirnya kemasyarakat luas.
Terutama karena adanya media sosial, acara tersebut kemudian semakin popular dalam budaya Tiongkok. Single Day berfungsi sebagai kesempatan para jomblo untuk bertemu dan mengadakan pesta.
Baca Juga: Joe Biden akan Mengambil Langkah Hukum Jika Donald Trump Enggan Mundur dari Kursi Presiden
Dikutip Portal Purwokerto dari Rembang Bicara berjudul 11 November Diperingati sebagai Hari Jombo ‘Single Day’, Begini Sejarahnya, pada Rabu 11 November 2020, jika Single Day ini menjadi lebih meluas, ketika diadopsi oleh raksasa e-comerce Alibaba pada tahun 2009, dengan mengubah ‘double 11’ menjadi hari ketika semua orang, tidak hanya yang lajang, dapat memanjakan diri dengan berbelanja.
Seiringi perkembangan, 11 November yang awalnya hanya untuk para jomblo yang bereksplorasi, justru melahirkan agenda baru.
