PORTALPURWOKERTO- BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, Indonesia tidak sedang mengalami gelombang panas.
Melalui keterangan resmi, BMKG menyebut bahwa peningkatan suhu yang terjadi di Indonesia terjadi karena adanya kedudukan semu gerak matahari yang tepat di atas Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
Menurut BMKG, cahaya matahari yang terjadi saat gerak semu dapat memicu peningkatan suhu. Posisi semu matahari di atas Jawa akan terjadi dua kali yaitu pada November dan April.
Baca Juga: BMKG Catat Gempa Susulan Pasca Guncang Banda Aceh Sabtu 14 November 2020
Adapun salah satu dampaknya adalah kawasan Jawa dan NTT yang mengalami peningkatan suhu. Namun, seperti yang dikutip Portal Purwokerto dari Pikiran Rakyat: Ramai Isu Indonesia Diterpa Gelombang Panas, BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Lebih Tinggi dari Biasanya, peningkatan suhu ini bukan tergolong gelombang panas.
Sebab, gelombang panas terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama. Jika suhu maksimum berada pada rentang rata-ratanya, maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
Adapun gelombang panas sendiri biasanya terjadi karena pola cuaca yang berkembang dan sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara menetap dalam beberapa hari.
Adapun peningkatan suhu memang terjadi dari beberapa hari terakhir, terutama saat siangn hari. Antara melaporkan, suhu lebih dari 36 derajat Celsius di Bima, Sabu, dan Sumbawa pada 12 November 2020, seperti yang dilaporkan Antara.
Baca Juga: Warganet dan Gubernur Fast Response, Gelandangan Sakit Dua Jam Tertangani