PORTAL PURWOKERTO - KUNCI jawaban IPS kelas 7 halaman 145 kurikulum merdeka terdapat soal mengenai kegiatan 3 dan 4, siswa diminta untuk mencari informasi terkait kerajaan Tarumanegara dan Sriwijaya.
Pembahasan kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 kurikulum merdeka berada di Semester 2 ini bisa dijadikan untuk siswa lebih mengenal sejarah bangsa Indonesia. Di mana pada masa lalu, terdapat kerajaan Tarumanegara dan Sriwijaya.
Sebelum membahas kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 kurikulum merdeka, sebaiknya murid membaca ulang materi yang terdapat dalam buku paket atau mendengarkan penjelasan guru mapel tentang kerajaan yang pernah ada di Indonesia.
Sejarah Indonesia penting untuk dipelajari, karena kita tinggal di negara Indonesia dan lahir di Indonesia. Untuk kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 kurikulum merdeka ini didapatkan dari hasil kerjasama Portal Purwokerto dengan Muhammad Iqbal Spd, alumni UIN Jogja.
Diketahui masa kejayaan kerajaan Hindu Budha di Indonesia berada pada zaman Aksara, di mana bangsa Indonesia sudah mengenal tulisan. Sebagaimana peninggalan prasasti Yupa yang ada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bahkan Prasasti Yupa diperkirakan sudah berumur lebih dari 1.500 tahun.
Baca Juga: KUNCI Jawaban IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka Halaman 143, Pengaruh Hindu Budha di Indonesia
Parasasti Yupa bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa tersebut diidentifikasi bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar tahun 400 M yang lalu.
Selanjutnya prasasti juga ditemukan pada Kerajaan Tarumanegara dan Sriwijaya. Sehingga siswa diminta membuat rangkuman dan menjawab pertanyaannya terkait 2 kerajaan tersebut.
Berikut ringkasan soal dan jawaban IPS kelas 7 halaman 145: Kegiatan 3 dan 4, yang merupakan pekerjaan individu atau per siswa untuk mencari informasi mengenai kerajaan Tarumanegara dan Sriwijaya.
1.Lembar Aktivitas 3, tentang corak agama yang dianut di Kerajaan Tarumanegara.
Jawaban dan pembahasan:
Corak agama pada masa kerajaan Tarumanegara adalah Hindu beraliran Wisnu. Sebuah kerajaan di Jawa Barat pada masa 400-500 M.
Hal ini karena ditemukannya prasasti Ciaruteun dan jejak kaki dewa Wisnu di daerah Jawa Barat, yang merupakan bukti peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Prasasti tersebut merupakan kumpulan huruf-huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, yang berbentuk syair.
Pada Prasasti Ciaruteun terdapat dua tapak kaki, yang merupakan tapak kaki raja, yang menyerupai tapak kaki Dewa Wisnu. Sehingga Tarumanegara bercorak agama Hindu Wisnu.
2.) Lembar Aktivitas 4, Tentang Alasan Sriwijaya disebutkan sebagai Kedatuan, bukan Kerjaan adalah
Arie disebutkan sebagai Kedatuan atau Sang Penguasa Perairan Nusantara. Dulu Indonesia disebut sebagai Nusantara. Sementara Sriwijaya lebih dikenal sebagai Kedatuan, bukan Kerajaan.
Hal ini karena Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat dan menguasai kemaritiman Nusantara. Bahkan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan paling megah pada masanya, yaitu pada abad ke-7 atau tahun 700M.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya prasasti Kedukan Bukit, yang dibuat pada tahun 605 tahun Saka (683 M). Prasasti tersebut merupakan kumpulan tulisan mengenai perjalanan Daputra Hyang, yang melakukan perjalanan dengan
perahu.
Dikisahkan Daputra Hyang Minangatamwan membawa pasukan
sebanyak 20.000 orang dan berhasil menaklukan beberapa daerah, sehingga membuat Kerajaan Sriwijaya sangat makmur dan dikenal sebagai Kedatuan Sriwijaya.
Namun, belum terdapat kepastian tentang letak pasti kerajaan Sriwijaya, ada yang menduga berada di Pulau Sumatera.
Di sisi lain, Kekuasaan Sriwijaya diperkirakan terbentang di seluruh
Sumatra sampai Semenanjung Malaya, dan mungkin sampai daerah Pulau
Jawa bagian barat.
Sriwijaya mempunyai daerah yang luas dan strategis di perairan Samudra Hindia dan Selat Malaka. Mereka mempunyai armada laut yang sangat kuat. Hingga wajar disebut Kesatuan Sriwijaya.
Selain itu, corak agama Budha kenthal pada kerajaan Sriwijaya. Hal ini dikisahkan bahwa Sriwijaya menjadi tempat pendidikan agama Budha pada masanya.
Dikisahkan pendeta I-tsing melalui catatan yang dia tulis, telah melakukan persinggahan selama 6 bulan lamanya di Sriwijaya, sebelum melakukan perjalanan ke India.
Kemudian pada tahun 685 M, I-tsing kembali ke Sriwijaya dan tinggal selama empat tahun untuk menerjemahkan berbagai kitab suci Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
Demikian kunci jawaban soal kegiatan 3 dan kegiatan 4, yang dilengkapi pembahasan dalam buku paket IPS kelas 7 halaman 145 Kurikulum Merdeka semester 2, yang berada di Tema 3, supaya untuk dijadikan pendamping pembelajaran siswa dan orang tua di rumah.***
Disclaimer: Kunci jawaban di atas hanya sebagai pedoman bagi siswa dan orang tua. Bukan jawaban mutlak. Portal Purwokerto tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban