Apa Hukum Asal Jual Beli Dalam Islam? Simak Jawaban Lengkapnya

- 28 Maret 2022, 09:32 WIB
Apa Hukum Asal Jual Beli Dalam Islam? Simak Jawaban Lengkapnya
Apa Hukum Asal Jual Beli Dalam Islam? Simak Jawaban Lengkapnya /Unsplash/Tezos/

PORTAL PURWOKERTO-  Hukum asal jual beli dalam Islam adalah mubah atau boleh.

Dikutip dari radenintan.ac.id, jual beli menurut etimologi berarti Al-Ba’i, Al-Tijarah, dan Al-Mubadalah.


Jual beli juga berarti saling menukar (pertukaran). Menurut Abi Yahya Zakaria Al-Ansyori, jual beli menurut bahasa adalah pertukaran harta atas dasar
saling rela, atau memindahkan hak milik dengan mendapatkan benda yang lain sebagai gantinya dengan jalan yang dibolehkan oleh syara'.

 

Adapun hukum jual beli dalam islam ada lima macam yaitu sebagai berikut:

1. Mubah, artinya boleh. Hukum asal jual beli adalah mubah (boleh), artinya setiap orang islam boleh mencari nafkahnya dengan cara jual beli dan juga boleh tidak melakukannya (mencari nafkah dengan cara lain yang halal).

Baca Juga: Hukum Menyalatkan Jenazah adalah Wajib Kifayah, Ini Penjelasan lengkapnya

Jual beli hukumnya mubah dengan catatan syarat dan rukunnya terpenuhi. Apabila syarat dan rukunnya tidak terpenuhi, maka hukumnya menjadi haram.

2. Wajib, artinya harus dikerjakan, yaitu harus mencari nafkah dengan cara jual beli. Hukum ini berlaku untuk orang yang mempertahankan hidupnya dengan cara berdagang atau jual beli.

3. Haram, artinya tidak boleh dikerjakan, karena jika dikerjakan akan mendapat dosa. Hukum ini berlaku apabila jual beli yang dilakukan tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli seperti berikut"

a. Jual beli padi yang masih muda dan diambil ketika sudah waktunya panen (sistem ijon).

b. Jual beli dimana barang yang diterima tidak sama dengan ketika di akad (perjanjian).

Baca Juga: Hukum Puasa Sunnah di Hari Jumat, Bolehkah Puasa Nifsu Syaban di Hari Jumat?

c. Jual beli dengan dua harga.

d. Jual beli barang yang diharamkan oleh agama.

4. Sunah, artinya jual beli yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan ditinggalkan tidak apa-apa. Jual beli ini diniati untuk membantu orang lain, contohnya sebagai berikut:

Orang kaya yang menjual barang di koperasi sekolah dengan tujuan untuk membantu dan memenuhi kebutuhan siswa di sekolah. Andai orang tersebut tidak berjualan di koperasi, dia tetap memiliki penghasilan yang besar.

5. Makruh, artinya jual beli yang apabila dikerjakan tidak mendapat pahala dan sebaliknya, apabila ditinggalkan mendapat pahala, contohnya jual beli barang yang hukumnya makruh untuk dikonsumsi, seperti jual beli rokok.

Baca Juga: Wajib Qodho Sholat Setelah Haid? Berikut Mitos dan Hukum Haid Menurut Islam

Syarat dan rukun jual beli

a. Syarat jual beli

Penjual dan pembeli sudah baligh. Penjual dan pembeli berakal sehat (tidak gila). Jual beli dilakukan dengan cara rela sama rela.Barang yang diperjualbelikan milik sendiri.
b. Rukun jual beli

Ada penjual dan pembeli. Ada barang yang diperjualbelikan. Ada alat tukar untuk kegiatan jual beli. Akad, yaitu ijab kabul antara penjual dan pembeli.

Jual beli yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya, maka hukumnya tidak sah dan haram.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah