Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140

- 30 September 2022, 12:55 WIB
Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140
Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 /Instagram @wajibkunjungmuseum/

b. Proses kejadian

Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert, meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Mangkubumi bertemu dengan Pangeran Diponegoro, ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan.

Pada tanggal 20 Juli 1825 rumah kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pengeran Diponegoro.

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, rumah Pangeran Diponegoro dibakar oleh Belanda. Sejak itu Pengeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadalian dari kaum penjajah.

Baca Juga: Kunci Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1 2022 Contoh 45 Soal UTS Pilihan Ganda SMP

Perjuangan Pangeran Dipenogoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri misalnya Turkiya, Arkiya, dan sebagainya.

Dalam peperangannya, Pangeran Diponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya degan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.

Untuk menghindari serbuan Belanda, Pangeran Diponegoro memindahkan pusat pertahanannya ke Daksa (sebelah barat laut Yogyakarta). Selanjutnya serangan-serangan terhadap Belanda dilakukan dari Daksa sebagai pusat pertahanan yang baru. Bersamaan dengan itu, atas desakan rakyat, para bangsawan dan ulama, Pangeran Diponegoro mengangkat dirinya sebagai kepala negara dengan gelar “Sultan Abdulhamid Herucakra Amirulmukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa”.

Setelah diadakan penobatan, didirikanlah pusat negara, yakni Plered dengan pertahanan yang kuat. Hal itu dilakukannya untuk menjaga kemungkinan apabila mendapat serangan dari pihak Belanda yang mungkin muncul sewaktu-waktu. Pertahanan daerah Plered ini ditangani oleh Kerta Pengalasan.

Baca Juga: Kunci Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1, Simak 40 Contoh Soal Pilihan Ganda UTS Untuk SMP/MTs

Halaman:

Editor: Eviyanti

Sumber: buku bahasa indonesia kelas 8


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x