Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140

- 30 September 2022, 12:55 WIB
Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140
Identifikasi Fenomena Perlawanan Pangeran Diponegoro, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 /Instagram @wajibkunjungmuseum/

 

PORTAL PURWOKERTO – Identifikasi fenomena bagian-bagian teks dalam perlawanan Pangeran Diponegoro. Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140.

Pada artikel ini adik-adik kelas 8 diterangkan kunci jawaban Bahasa Indonesia yang mengacu pada teks eksplanasi tentang perlawanan Pangeran Diponegoro.

Seperti yang diketahui Pangeran Diponegoro melawan penjajah pada sekitar tahun 1825 sampai 1830.

Kurun waktu perlawanan selama lima tahun itu disusun dalam sebuah teks eksplanasi dan adik-adik kelas 8 ditugaskan untuk menguraikannya.

Baca Juga: Pola Pengembangan Bacaan Air dan Gempa Bumi, Inilah Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 137

Penyusunan artikel kunci jawaban Bahasa Indonesia ini dipandu oleh Septian Johan Wibowo, S.Pd alumni FKIP UNY.

Kunci jawaban ini bisa digunakan untuk mengecek pekerjaan adik-adik kelas 8 yang telah selesai dijawab.

Artikel ini masih mengacu pada pembahasan teks eksplanasi. Sebuah teks yang menyajikan secara rinci tentang suatu peristiwa.

Nah, pada pembahasan ini, adik-adik kelas 8 ditugaskan menguraikan perlawanan Pangeran Diponegoro sesuai bagian-bagian dalam teksnya.

Berikut bacaan untuk Kegiatan 5.6 yang ada di halaman 140-143:

Perlawanan Ulama Pejuang: Pangeran Diponegoro

Baca Juga: Soal PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1 Tahun 2022, Lanjutan Kunci Jawaban 45 Contoh Soal UTS SMP.MTs

Pada tahun 1825 Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengan tidak minta izin lebih dulu kepada Pangeran Diponegoro.

Hal itu menyebabkan Pengeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan Yogyakarta.

Oleh Pangeran Diponegoro tawaran itu diterima. Sehari sesudah Lebaran (28 Maret 1830) Pangeran Diponegoro beserta pengikut-pengikutnya memasuki kota Magelang untuk mengadakan kunjungan kehormatan dan persahabatan dengan Jenderal de Kock.

Pangeran Dipenogoro diterima Jenderal de Kock dengan penuh kehormatan di ruang kerjanya. Ketika Jenderal de Kock menanyakan syarat apa yang diinginkan, Pangeran Diponegoro menghendaki negara merdeka dan menjadi pimpinan mengatur agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Juga: Pertanyaan untuk Puisi Hujan Bulan Juni, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 93

Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat.

Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Makasar.

Dari bacaan tersebut jawablah soal berikut ini!

Kegiatan 5.6

C. 1. Bacalah teks di bawah ini!

2. Dengan berdiskusi, tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut!

3. Simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kejelasan dan kelengkapannya!

Baca Juga: Pertanyaan untuk Puisi Hujan Bulan Juni, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 93

Jawaban:

a. Identifikasi fenomena

Pada tahun 1825 Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengan tidak minta izin lebih dulu kepada Pangeran Diponegoro. Hal itu menyebabkan Pengeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan Yogyakarta.

b. Proses kejadian

Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert, meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Mangkubumi bertemu dengan Pangeran Diponegoro, ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan.

Pada tanggal 20 Juli 1825 rumah kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pengeran Diponegoro.

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, rumah Pangeran Diponegoro dibakar oleh Belanda. Sejak itu Pengeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadalian dari kaum penjajah.

Baca Juga: Kunci Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1 2022 Contoh 45 Soal UTS Pilihan Ganda SMP

Perjuangan Pangeran Dipenogoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri misalnya Turkiya, Arkiya, dan sebagainya.

Dalam peperangannya, Pangeran Diponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya degan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.

Untuk menghindari serbuan Belanda, Pangeran Diponegoro memindahkan pusat pertahanannya ke Daksa (sebelah barat laut Yogyakarta). Selanjutnya serangan-serangan terhadap Belanda dilakukan dari Daksa sebagai pusat pertahanan yang baru. Bersamaan dengan itu, atas desakan rakyat, para bangsawan dan ulama, Pangeran Diponegoro mengangkat dirinya sebagai kepala negara dengan gelar “Sultan Abdulhamid Herucakra Amirulmukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa”.

Setelah diadakan penobatan, didirikanlah pusat negara, yakni Plered dengan pertahanan yang kuat. Hal itu dilakukannya untuk menjaga kemungkinan apabila mendapat serangan dari pihak Belanda yang mungkin muncul sewaktu-waktu. Pertahanan daerah Plered ini ditangani oleh Kerta Pengalasan.

Baca Juga: Kunci Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1, Simak 40 Contoh Soal Pilihan Ganda UTS Untuk SMP/MTs

c. Ulasan

Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Makasar.

Simpulan: teks eksplanasi tentang perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap penjajah tersusun dengan jelas sesuai urutan waktu sehingga mudah dipahami.

Demikian kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 tentang identifikasi fenomena perlawanan Pangeran Diponegoro.

Disclaimer: Konten ini dibuat untuk membantu orang tua dalam membimbing anak belajar, selayaknya dijelaskan proses penemuan jawaban, bukan hanya hasil akhir.

Siswa dan orang tua dapat mengeksplorasi jawaban lebih baik. Portal Purwokerto tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban.***

 

Editor: Eviyanti

Sumber: buku bahasa indonesia kelas 8


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x