Ini Contoh Khutbah Idul Adha 1444 H Hari Ini 29 Juni 2023, Peristiwa Besar Dibalik Ibadah Haji Menyentuh Hati

- 28 Juni 2023, 21:33 WIB
IlustrasiKutbah Idul Adha Hari Ini Peristiwa Besar Dibalik Ibadah Haji
IlustrasiKutbah Idul Adha Hari Ini Peristiwa Besar Dibalik Ibadah Haji /Unsplash.com/MATAQ Darul Ulum



PORTAL PURWOKERTO - Hari ini 29 Juni 2023 adalah lebaran Idul Adha 1444 H/2023, berikut ini contoh kutbah  Idul Adha dan rahasia besar peristiwa Ibadah haji.  

Berikut ini adalh contoh teks khutbah Idul Adha untuk  para khatib, di balik pelaksanaan haji dan qurban ini, yang menjadi tema yang menarik untuk diangkat dalam khutbah Idul Adha hari ini.

Jika kita melihat ke masa lalu, kedua ibadah ini memiliki hubungan erat dengan kisah perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Tanggal 10 Dzulhijjah identik dengan pelaksanaan ibadah haji dan qurban yang dirayakan setiap tahun setiap bulan haji.

Hari ini Idul Adha, ibadah ini memiliki hubungan erat dengan kisah perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.Umat muslim yang mampu diwajibkan untuk menjalankan ibadah haji  dan qurban, sedikitnya  sekali seumur hidup.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2023 Bahasa Jawa NU Mengikuti Nabi Ibrahim AS dalam Hal Iman dan Takwa

Berikut ini contoh khutbah Idul Adha dikutip dari laman Kemenag Sumatera Utara
 
اللهُ اَكبَرْ (3×)اللهُ اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكْبَر
(×3)
اللهُ اَكْبَرْ كَبِیْرً ا وَ الحَمْدُ ِ ّ ِ بُكْرَ ةً وَ أصِ یْلاً لاَ اِلَھَ اِلاَّ اللهُ
وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ ِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ ِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِیْنَ عِیْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِ یاَمِ
رَ مَضَانَ وَ عْیدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ یَوْ مِ عَرَ فَةَ اَشْھَدُ اَنْ لاَ
اِلَھَ اِلاَّ اللهُ وَ حْدَهُ لاَ شَرِ یْكَ لَھُ لَھُ اْلمَلِكُ اْلعَظِیْمُ اْلاَكْبَرْ
وَ اَشْھَدٌ اَنَّ سَیِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَ سُوْ لُھُ
اللھُمَّ صَلِّ عَلىَ سَیِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِھِ وَ اَصْحَابِھِ
الَّذِیْنَ اَذْھَبَ عَنْھُمُ الرِّ جْسَ وَ طَھَّرْ
اَمَّا بَعْد◌ُ
فَیَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِھِ وَ لاَ تَمُوْ تُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ .
مُسْلِمُو


Pada pagi yang penuh berkah ini, kita semua berkumpul untuk melaksanakan shalat 'Idul Adha, sebagai sebuah wujud taqwa kita kepada Allah SWT.

Kami memuliakan nama-Nya, menggemakan takbir dan tahmid sebagai ungkapan dan pengakuan akan keagungan-Nya. Takbir yang kami ucapkan bukanlah sekadar kata-kata tanpa makna, tetapi merupakan pengakuan yang sungguh dari lubuk hati, yang menyentuh dan menggetarkan jiwa orang yang beriman.

Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tidak ada yang patut disembah selain Allah. Karena itu, melalui pidato ini, saya ingin mengajak diri saya sendiri dan semua hadirin: Marilah kita merendahkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar.

Mari kita tinggalkan sifat sombong dan congkak yang bisa menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Karena apapun kedudukan besar yang kita miliki, kita tetap kecil di hadapan Allah.

Betapapun kuatnya kita, kita masih lemah di hadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun besar kekuasaan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya di hadapan Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya.

Para hadirin yang mulia, 'Idul Adha juga dikenal sebagai "Hari Raya Haji", di mana umat Muslim sedang melaksanakan ibadah haji yang utama, yaitu berada di Arafah.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa Singkat Padat Tentang Hikmah Idul Qurban Pembawa Rezeki

Pada saat itu, jutaan orang dari berbagai latar belakang, kebangsaan, dan status sosial berkumpul dalam satu tempat, dengan persamaan hak dan kewajiban di hadapan Allah. Mereka semua merasakan kehidupan yang sederajat, tanpa perbedaan di antara mereka. Semuanya berusaha mendekatkan diri kepada
Allah Yang Maha

Dalam suasana yang penuh keberanian, sambil kita bersama-sama membaca kalimat talbiyah,

لَبَّیْكَ اللّھُمَّ لَبَّیْك لَ بَّیْكَ لاَ شَرِ یْكَ لَك لَبَّیْكَ

Selain Idul Adha yang juga dikenal sebagai Hari Raya Haji, juga disebut "Idul Qurban", karena merujuk pada makna pengorbanan. Qurban sendiri memiliki arti mendekatkan diri, sehingga melalui Qurban, kita menyembelih hewan ternak dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan dagingnya kepada fakir miskin.

Mengenai pengorbanan, dalam catatan sejarah, kita diingatkan akan beberapa peristiwa yang menimpa Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya, yaitu Nabi Ismail dan Siti Hajar.

Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan Siti Hajar bersama putranya, Nabi Ismail, yang saat itu masih bayi, di suatu lembah yang tandus, kering, tanpa tumbuhnya sebatang pohon pun. Lembah tersebut sunyi dan sepi, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana.

Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2023 Tema Hikmah Berkurban yang Singkat Padat untuk Keluarga

Nabi Ibrahim sendiri tidak mengetahui maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruhnya menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu di tempat yang begitu asing, berjarak sekitar 1600 KM ke utara dari negaranya, Palestina.
Namun, baik Nabi Ibrahim maupun Siti Hajar menerima perintah tersebut dengan ikhlas dan penuh tawakal.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas, ketika Siti Hajar kehabisan air minum sehingga tidak dapat menyusui Nabi Ismail, beliau mencari air ke sana ke mari dengan berlari-lari kecil (sa'i) antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali.

Tiba-tiba, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk memunculkan mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail mendapatkan sumber kehidupan yang baru.

Lembah yang dulunya tandus tersebut, kini memiliki persediaan air yang melimpah. Manusia dari berbagai penjuru, terutama para pedagang, datang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail untuk membeli air.

Rezeki datang dari berbagai arah, dan tempat sekitarnya menjadi makmur. Akhirnya, lembah tersebut terkenal sebagai kota Mekkah, sebuah kota yang aman dan sejahtera, berkat doa Nabi Ibrahim dan kecerdasan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat. Kota Mekkah yang aman dan makmur digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur'an:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman dan berikanlah rezeki kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kiamat." (QS Al-Baqarah: 126)

Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2023 yang Menyentuh, Singkat dan Jelas! Teladan Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim

Dari ayat tersebut, kita dapat melihat bukti yang jelas bahwa Mekkah hingga saat ini tetap menjadi kota yang kaya dan sejahtera. Para jamaah haji dari seluruh penjuru dunia mendapatkan fasilitas yang memadai selama menjalankan ibadah haji dan umrah.

Hal ini menunjukkan tingkat kemakmuran modern dalam sistem pemerintahan dan ekonomi, serta keamanan hukum, sebagai faktor utama dalam keberhasilan dan kekayaan rakyat yang mengagumkan.

Semua ini menjadi bukti bahwa doa Nabi Ibrahim telah dikabulkan oleh Allah SWT. Semua kemakmuran ini tidak hanya dinikmati oleh umat Islam saja, tetapi juga oleh orang-orang yang tidak beragama Islam.
Allah SWT berfirman:

قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Artinya: Allah berfirman: "Dan bagi orang yang kafir, Aku beri kesenangan sesaat, kemudian Aku akan memaksa mereka menghadapi siksa neraka. Dan itulah tempat kembali yang paling buruk." (QS Al-Baqarah: 126)


Hadirin Jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Peringatan Idul Adha yang kita rayakan saat ini juga dikenal sebagai "Idul Nahr", yang berarti hari penyembelihan hewan ternak.
 
Baca Juga: Kenapa Burung Migrasi Upin Ipin Terbang dengan Antena di Kepala? Burung Mirip Ayam Goreng

Sejarahnya bermula dari ujian yang paling berat yang menimpa Nabiyullah Ibrahim. Karena kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberikan kepadanya sebuah anugerah dan kehormatan sebagai "Khalilullah" (kekasih Allah).

Setelah gelar Al-Khalil diberikan kepadanya, Malaikat bertanya kepada Allah: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Mu, padahal ia disibukkan dengan urusan kekayaannya dan keluarganya?"

Allah berfirman: "Janganlah menilai hamba-Ku Ibrahim dengan ukuran materi, lihatlah hatinya dan amal perbuatannya!" Kemudian Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji iman dan ketakwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya tidak membuatnya melupakan ketaatannya kepada Allah.

Dalam kitab "Misykatul Anwar" disebutkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki kekayaan sebanyak 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.

Ada pula riwayat lain yang menyatakan bahwa kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Jumlah tersebut dianggap luar biasa kaya bagi orang-orang pada zamannya.
 
Baca Juga: Pengumuman Politeknik Gajah Tunggal SELEKSI BERKAS Hari Ini, Cara Cek Hasil Seleksi Berkas Poltek GT ONLINE

Suatu hari, seseorang bertanya kepada Ibrahim, "Siapa pemilik ternak sebanyak ini?" Ibrahim menjawab, "Ternak ini milik Allah, namun saat ini masih dalam kepemilikan. Jika Allah menghendaki, aku akan menyerahkannya sepenuhnya.
Bahkan, jika Allah meminta anak kesayanganku, aku pun akan dengan rela hati menyerahkannya."

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur'anul 'Adzim menyebutkan bahwa pernyataan Nabi Ibrahim tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan ujian. Itulah contoh khutbah Idul Adha hari ini.***

Editor: Eviyanti

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x