PORTAL PURWOKERTO – Beberapa usaha dan bisnis ditutup Pemerintah Kabupaten Banyumas selama pelaksanaan Jateng di Rumah Saja yang dilaksanakan dua hari 6-7 Februari 2021 namun, pasar tradisional masih tetap beroperasi hingga 13.00 wib.
Meski demikian, banyak pedagang bahan pokok di pasar tradisional yang memutuskan untuk tidak menggelar dagangannya selama gerakan Jateng di Rumah Saja dilaksanakan di akhir pekan ini.
Para pedagang sayur keliling mengeluhkan hal tersebut dikarenakan pasokan dagangan mereka yang ditawarkan ke konsumen di komplek perumahan dan perkampungan di Banyumas jadi terkendala selama gerakan Jateng di Rumah Saja.
Seperti Wiyoto warga Purwokerto Selatan yang sehari-harinya berdangan sayur keliling setelah memasok bahan pokok dari Pasar Wage Purwokerto.
“Hari ini sepi. Banyak yang pada tutup di Pasar Wage. Nah, saya udah terlanjur ke sana, ya beli apa adanya buat dijual lagi keliling komplek perumahan di Purwokerto,” kata Wiyoto pada Sabtu, 6 Februari 2021.
Selain itu, ia juga mengeluhkan harga bahan pokok yang mengalami kenaikan terutama harga cabe rawit dan juga cabe merah besar. Ia mengatakan bahwa beberapa waktu ini harganya sedang melejit.
“Waduh, harga cabe rawit sekarang lagi mahal di pasar. Satu kilo bisa Rp75 ribu, kalau cabe merah besar agak mending. Harganya Rp60 ribu per kilo. Kalau biasanya cuman Rp30-Rp35 ribu per kilonya,” tambahnya.
Ia berharap bahwa pihak Pemerintah dapat membantu untuk menstabilkan harga-harga bahan pokok agar dapat dijangkau rakyat kecil yang berpenghasilan pas-pasan seperti dirinya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merupakan orang yang menggagas gerakan Jateng di Rumah Saja sebagai gerakan mengheningkan cipta akan bahaya virus Covid-19 yang hingga kini angka penyebarannya masih tinggi.
Baca Juga: Besok Jateng di Rumah Saja, Tuai Pro dan Kontra, Ganjar Pranowo Pantau 35 Kabupaten
Semoga hal tersebut tidak berpengaruh terhadap naiknya harga cabe rawit di pasar tradisional di Banyumas yang sedang melaksanakan gerakan Jateng di Rumah Saja, lanjut Wiyoto.***