Misteri Gunung Slamet dan Ini Asal-Usul Nama Gunung Slamet, Gunung Tertinggi Kedua di Pulau Jawa

20 Oktober 2023, 07:06 WIB
Misteri Gunung Slamet dan Ini Asal-Usul Nama Gunung Slamet,Gunung Tertinggi Kedua di Pulau Jawa /Tangkapan layar/Instagram @banyumas24jam

PORTAL PURWOKERTO - Simak ulasan misteri Gunung Slamet dan ini adalah asal-usul nama Gunung Slamet yang menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.432 mdpl yang terletak diantara lima kabupaten yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang.

Gunung Slamet adalah gunung yang masih aktif dan belum lama ini status Gunung Slamet menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik pada 19 Oktober 2023 dengan Level II atau waspada.

Gunung Slamet terkenal sebagai tujuan pendakian meskipun mempunyai medan yang sulit dan terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Australia pada lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.

Baca Juga: Apakah Gunung Slamet Masih Aktif? Status Gunung Slamet Meningkat Menjadi Waspada

Asal Usul Nama Gunung Slamet 

Dalam cerita yang berkembang di masyarakat, pemberian nama Gunung Slamet ini oleh Syekh Syekh Maulana Maghribi.

Sementara itu, Syekh Maulana Maghribi adalah seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Negeri Rum, Turki dan juga seorang pangeran di negara asalnya.

Kisahnya bermula saat menjalankan salat subuh, Syekh Maulana Maghribi melihat cahaya misterius yang menjulang tinggi di langit.

Kemudian, beliau pun merasa tertarik dan ingin mengetahui sumber cahaya misterius tersebut serta menyelidikinya sambil menyebarkan agama Islam. 

Saat melakukan hal ini, Syekh Maulana Maghribi juga ditemani pengikutnya yang bernama Haji Datuk dan ratusan pengawal kerajaan. 

Baca Juga: 3 Tempat Wisata di Ajibarang Banyumas yang Hits Selain Dreamland Water Park Cocok untuk Healing

Diceritakan, Syekh Maulana Maghribi dan pengikutnya berlayar menuju ke arah sumber cahaya misterius hingga tiba di Pantai Pemalang, Jawa Tengah.

Setibanya di Pemalang, Syekh Maulana Maghribi menyuruh pengawalnya untuk pulang ke Turki dan beliau pun melanjutkan perjalanannya bersama Haji Datuk dengan berjalan kaki. 

Pada saat melewati daerah Banjar, tiba-tiba Syekh Maulana Maghribi menderita sakit gatal di sekujur tubuhnya dan katanya sulit untuk disembuhkan. 

Hingga suatau malam tiba, setelah menunaikan salat tahajud Syekh Maulana Maghribi mendapatkan petunjuk jika beliau harus pergi ke Gunung Gora.

Setibanya di lereng Gunung Gora, Syekh Maulana Maghribi meminta Haji Datuk untuk meninggalkannya sendiri dan menunggu di suatu tempat.

Sementara itu, Haji Datuk menunggu di tempat yang mengeluarkan kepulan asap dan ternyata ada sumber air panas yang mempunyai tujuh buah pancuran.

Baca Juga: 3 Tempat Makan Seblak Terdekat dan Enak di Kota Purwokerto Ada Seblak Prasmanan Ema yang Wajib Dicoba

Di sisi lain, Syekh Maulana Maghribi memutuskan untuk tinggal di sana melakukan pengobatan dengan cara mandi secara teratur di sumber air panas yang memiliki tujuh buah mata air tersebut

Untungnya, penyakit yang dialami oleh Syekh Maulana Maghribi bisa sembuh berkat kemanjuan air panas tersebut. 

Penyakit yang diderita oleh Syekh Maulana Maghribi sembuh total dan lokasi ini pun diberi nama menjadi Pancuran Tujuh.

Penduduk desa tersebut menyebut Syekh Maulana Maghribi dengan nama Mbah Atas Angin karena datang dari negeri yang jauh.

Lambat laun, desa ini dikenal dengan sebutan Baturadi yang lama-kelamaan diucapkan menjadi Baturaden. 

Baca Juga: 3 Kuliner Malam Tempat Makan 24 Jam di Purwokerto Wisata Kuliner Kaki Lima Ada Sega Gemblung

Syekh Maulana Maghribi pun mengganti nama lereng Gunung Gora menjadi Gunung Slamet, sebab di sana Syekh Maulana Maghribi mendapatkan keselamatan dan kesembuhan dari penyakit gatal yang dideritanya kala itu.

Itulah tadi ulasan misteri Gunung Slamet dan ini adalah asal-usul nama Gunung Slamet yang menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.***

Editor: Mericy Setianingrum

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler