Sangat membekas di benak Sudarsono warga Desa Kalimandi, Kecamatan Klampok kabupaten setempat.
Saat itu Sudarsono termasuk salah satu dari ratusan relawan tim BPBD, dia ingat saat evakuasi longsor di Jemblung, masih terjadi gerakan tanah dan longsor susulun.
"Situasi seperti itu sangat membahayakan petugas dan relawan yang sedang bekerja mengevakuasi para korban. Saat longsor susulan datang kami berlarian menjauh dari titik longsor. Kondisi tersebut berlangsung sampai beberapa hari," jelasnya.
Saat hujan sebagian besar wilayah Banjarnegara rawan gerakan tanah dan longsor. Ada ribuan orang yang bermukim diatasnya, dan peristiwa longsor Dusun Jemblung bukan yang pertama.
Baca Juga: Prediksi Pertandingan Cagliari Vs AC Milan: Waktunya Kemenangan lagi untuk Rossoneri
Dari berbagai pengalaman ikut dalam kegiatan nge SAR (Search adn Rescue) relawan dibawah koordinasi BPBD Benjarnegara.
Dia mulai berpikir bahwa sebenarnya peristiwa gerakan tanah dan longsor bisa dipantau melalui alat deteksi early warning system yang bisa dirakit dengan alat sederhana dan murah.
Sudarsono yang hanya lulus sekolah dasar namun punya ketrampilan elektronik, hasil belajar dari tetangga berusaha mencari tahu sistem kerja dan komponen di Banjarnegara 70 persen warga tinggal di lokasi bancana hanya memiliki beberapa unit saja, karena mahal mencapai ratusan juta. ***