Baca Juga: Update Virus Corona di Cilacap, Kamis 21 Januari 2021, Tambah 191 Positif Covid-19
EWS yang dirancang mahasiswa Unsoed ini merupakan pengembangan dari BPDB Kabupaten Magelang yang dikembangkan dari segi desain yang berfokus pada fungsi yaitu lebih tahan hujan, dibuat dual channel, dan baterei yang dapat di isi ulang.
Tito mengatakan bahwa prinsip kerja alat ini yaitu menggunakan pasak yang dipasang melintang terhadap rekahan tanah dengan penghubung kawat baja terhadap jack power dan swith.
Baca Juga: Elwasi Terpasang di Sumedang, Keprihatinan Sudarsono atas Ratusan Korban Longsor di Banjarnegara
“Apabila terjadi pergerakan tanah yang menjauhkan posisi pasak dari sumber alat, maka kawat baja akan mencabut jack power dari switch, sehingga akan menghidupkan sirine yang mendapat masukan energi dari baterai 9 volt sebagai tanda peringatan dini,” jelasnya.
Kelebihan alat ini menurut Tito selain murah juga karena sederhana sehingga masyarakat juga dapat membuatnya. Untuk pemasangannya alat ini dipasang untuk lokasi lokasi rawan longsor yang dekat dengan pemukiman.
Baca Juga: Rumah Sunarso Retak dan Terancam Hilang, Akibat Tanah Longsor di Depan Huniannya
EWS ini telah dipresentasikan di BPBD Kabupaten Wonosobo untuk mendapat masukan lebih lanjut. Selain itu, alat ini jika mendapat persetujuan dari BPBD Kab. Banyumas untuk dihibahkan.
Alat EWS yang dikembangkan mahasiswa Unsoed ini semoga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemerintah setempat.***