Nelayan Cilacap Didorong Gunakan Bahan Bakar Gas karena Lebih Hemat

- 21 Oktober 2020, 21:57 WIB
Konverter BBM ke BBG yang merupakan bantuan kepada nelayan
Konverter BBM ke BBG yang merupakan bantuan kepada nelayan /Eviyanti

PORTAL PURWOKERTO - Sebanyak 2.000 nelayan di Cilacap menerima bantuan pemerintah berupa perangkat konverter Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) di TPI Desa Kaliwungu Kecamatan Kedungreja, Rabu 21 Oktober 2020.

Paket konverter yaang diberikan berupa mesin penggerak, konventer kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 Kg serta aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, mixer.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah stakeholders terkait di antaranya Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan Region Retail Manager Pertamina MOR IV Aji Anom Purwasakti.

Baca Juga: Fakta Terbaru Pemekaran Kabupaten Banyumas, Tidak Mengubah Status Desa Jadi Kelurahan

Penyerahan bantuan paket konverter tersebut seiring dengan Peraturan Presiden No. 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.

“Konverter ini yang semula nelayan menggunakan BBM premium dan diganti menjadi gas, pertimbangannya, gas lebih efisien kurang lebih 40 persen dari premium. 3kg gas ini ekuivalen dengan 5 liter BBM,” ujar Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto usai penyerahan.

Dengan konversi ini juga akan lebih jauh ramah lingkungan. Krena saat ini sudah memasuki pada renewable energy, serta clean energy. Sementara gas adalah energi transisi yang potensinya masih sangat besar, dibanding BBM yang sudah mulai turun.

Baca Juga: Cara Cek Kode Verifikasi eform.bri.co.id/bpum Untuk Lihat Penerima BLT UMKM Rp2,4 Juta

Meski sudah diserahkan kepada para nelayan, akan tetapi pemerintah akan tetap memberikan garansi dengan dua kali perbaikan mesin. Selain itu terkait dengan ketersediaan gas, akan dilakukan oleh Pertamina, yang mendapatkan penugasan oleh pemerintah.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyerahkan secara simbolik bantuan konverter kepada nelayan
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyerahkan secara simbolik bantuan konverter kepada nelayan Eviyanti

Region Retail Manager Pertamina MOR IV Aji Anom Purwasakti melalui Pejabat sementara (Pjs.) Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina MOR IV, Marthia Mulia Asri mengatakan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan penugasan dalam pendistribusian LPG bersubsidi, Pertamina mendukung program tersebut dan memastikan agar ketersediaan stoknya terjamin.

Bahkan dengan adanya program konversi BBM ke BBG yang diterapkan kepada para nelayan, sangat baik karena dapat mengoptimalkan penyaluran LPG bersubsidi.

Baca Juga: Agar BLT Gaji Tidak Dikembalikan Lagi ke Negara, Lakukan Hal Ini

“Dengan demikian, semakin memudahkan kami untuk menyalurkan LPG 3 Kg yang merupakan produk subsidi untuk masyarakat prasejahtera, dalam hal ini nelayan kecil yang harus dibantu, yang hari-harinya melaut untuk mencari ikan,” katanya sesuai rilis yang dikirimkan kepada wartawan.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Gas Kementrian ESDM Alimuddin Baso mengatakan paket konverter sudah mulai dibagikan kepada nelayan di Cilacap sejak tahun 2016. Sampai saat ini sudah ada sekitar 4.907 paket yang dibagikan kepada nelayan di Cilacap.

“Harapannya konverter ini bisa membantu nelayan, saya juga berharap ini jangan dijual, meski gratis. Semoga bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kehidupan sehari-hari,” ujarnya dalam sambutan.

Baca Juga: 2.5 juta Warga Jateng Bakal Divaksin Covid-19

Salah satu nelayan sungai asal Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Tariman yang menerima bantuan tersebut mengatakan, dengan menggunakan BBG, akan menghemat pengeluaran para nelayan saat akan mencari ikan.

Sebelumnya, setiap kali mencari ikan, mesin tempelnya membutuhkan premium minimal menghabiskan 5 liter per hari.

“Biasanya habis 7 liter per hari kalau harganya seliter kalau di warung ada yang Rp 9 ribu ada yang Rp 10 ribu, jadi kalau berangkat ya sekitar Rp 60 ribuan, kalau pakai tabung gas cukup satu tabung sehari, harganya kan kalau di warung Rp 18 ribuan, jadi cukup membantu sekali dan meringankan nelayan lah, jadi masih ada sisa,” ujarnya.

Dengan bantuan tersebut diharapkan akan menambah penghasilan. Dikarenakan saat ini, hasil tangkapan ikan di sungai jauh berkurang. Dari biasanya bisa mendapatkan ikan senilai Rp 100 ribu, menjadi sekitar Rp 50 ribu per hari.***

Editor: Yumi Karasuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x