Basmi Sarang Semut, BPBD Kerahkan Kendaraan Anti Hura Hara, Water Canon

- 16 November 2020, 18:44 WIB
Semut Serang Warga, BPBD Kerahkan   Water Conan
Semut Serang Warga, BPBD Kerahkan Water Conan /

PORTAL PURWOKERTO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polresta Banyumas Jawa Tengah mengerahkan kendaraan anti hura hara  water Canon,  untuk membasmi semut yang menteror warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok, kabupaten setempat.  

Teror semut sudah berlangsung selama 3 bulan, populasinya yang terus meningkat sehingga sudah mengganggu aktifitas warga.

Pengendalian populasi semut dilakukan dengan menyemprotkan cairan pembasmi serangga dengan memanfaatkan kendaraan Water Canon.

Kepala Kepala BPBD Banyumas Titi Pujiantuti Senin, 16 November 2020, mengatakan, pembasmian sarang semut dengan menggunakan kendaraan Water Conan milik Polresta Banyumas.

Baca Juga: Gegara Tak Tegas Menegakkan Prokes di Acara Habib Rizieq, Dua Kapolda Dicopot

“Karena sasarannya banyak dan luas sehingga digunakan kendaraan Water Conan," katanya.

Berdasarkan laporan dari pihak desa sasaran pembasmian adalah pabrik pengolahan kayu serta 30 rumah yang diperkirakan menjadi lokasi semut semut bersarang ,” tambah Pujiastuti.

Dibutuhkan sebanyak 6.000 liter cairan pembasmi serangga, untuk menyemprot semut-semut.

Baca Juga: Segera Ditutup! Ini Cara Daftar UMKM Online untuk Dapatkan BLT UMKM Tahap 2 Wilayah Banyumas

“Tumpukan kayu dilokasi penggergajian kayu menjadi lokasi perkembangbiakan atau sarang semut selama ini,” tambahnya.

Penyemprotan racun serangga dilakukan pada Minggu 15 November,  cara pengendalian populasi semut juga  dilakukan  dengan cara membakar sisa tumpukan kayu di lokasi pabrik kayu. Termasuk di kebun kebun milik warga.

Baca Juga: Angka Kasus Covid-19 Capai 1.635, Sejumlah Kecamatan di Cilacap Bakal Diperketat

Mengenai jenis semut yang menteror warga, Pujiastuti mengakui tidak begitu paham, yang jelas semut warnnya hitam, kemungkinan semut kayu karena banyak bersarang di kayu kayu.

Dia berharap, dengan mencari  sarangnya, serangan dari serangga tersebut dapat berkurang.

Baca Juga: Banjir Kroya Hari Ini, Menggenangi Tiga Desa dan Satu Desa di Kecamatan Maos

Diakui pengendalian semut di Desa Pageraji tidak bisa dilakukan satu hari.

"Bisa dua atau tiga hari, ini nanti kita aka lanjutkan lagi. Langkah awal kita sumber sumber itu lalu kita semprot," ujarnya.

Bupati Banyumas, Achmad Husein mengaku bahwa keresahan warga atas gangguan semut sudah lama.

Baca Juga: Sule Resmi Nikahi Nathalie Holscher dengan Mas Kawin Mewah

“Tiga bulan lalu sudah ada laporan, namun karena ada Covid sehingga baru bisa dilakukan saat ini.  Ini sudah sangat menganggu, lebih dari penyerangan, tapi dalam lingkup satu RT,” terangnya.

Ketua RW 3, Desa Pageraji, Slamet Sunardi mengatakan jika serangan semut dirasakan warga satu RT setidaknya ada 30 rumah tempat semut-semut tersebut muncul.

Baca Juga: Covid-19 di Kebumen Kembali Membara, Ketiga Kali jadi Zona Merah, Klaster Keluarga Pemicunya

Kini Warga Desa Langgongsari, desa tetangga sudah mulai merasakan gangguan semut. Ada 30 rumah yang melaporkan gangguan semut.

Menurut Slamet pihaknya sudah lama meminta bantuan dari berbagai pihak termasuk dinas pertanian untuk mengecek jenis semut tersebut.

Ditambahkan, semut  diduga berasal dari tumpukan kayu di lokasi penggeragajian kayu yang didatangkan dari Lampung.

Baca Juga: RUU Minol, Hotman Paris DPRD Hati Hati Berdampak Buruk Pada Pariwisata

Kemudian berkembang biak diluar kendali,  bersarang di mana saja dirumah warga juga pepohonan. “Sampai  tempat tidur saja ada semutnya,” katanya.

Dia mengatakan dampak serangan sangat menganggu, saat ini petani gula kelapa bahkan tidak berani naik pohon kelapa, karena digigit semut yang  bersarang di pelepah daun.

Sebenarnya warga sudah berupaya dengan  penyemprotan secara mandir dengan bahan kimia untuk tanaman hingga penyemprot nyamuk. Tapi tidak berhasil hanya bertahan beberapa hari saja.***

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah