Kuliah Umum G20 Bank Indonesia tentang Ekonomi Global, Perry Warjiyo, Banyak Negara Harus Mengkalibrasi Ulang

21 Maret 2022, 20:00 WIB
Kuliah Umum G20 Bank Indonesia tentang Ekonomi Global. Perry Warjiyo, Banyak Negara Harus Mengkalibrasi Ulang /Bank Indonesia

PORTAL PURWOKERTO – Kuliah Umum G20 Bank Indonesia yang bertajuk bertema Exit Strategy & Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh dan Pulih Pascapandemi, disiarkan melalui Youtube Channel Bank Indonesia pada Senin, 21 Maret 2022.

Presidensi G20 mencanangkan 6 agenda prioritas di bidang keuangan yaitu exit strategy to support recovery, addressing scarring effect to secure future growth, payment system in digital era, sustainable finance, digital financial inclusion, dan internasional taxation.

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia memaparkan tentang perkembangan ekonomi global dan tantangan penting yang harus diatasi.

Perkembangan ekonomi dunia pada tahun 2021, naik sebanyak 5,7% namun mayoritas berada di AS dan China.

Baca Juga: Tabel Pinjaman KUR BRI 2022, Berikut Cara dan Syarat Pengajuannya! Bisa Online Tanpa Pergi ke Bank?

Sedangkan perkiraan tahun ini, akan tumbuh 4,4% namun keseimbangan masih belum dapat tercapai. Hal ini disebabkan karena kemampuan pulih akibat pandemi Covid yang tidak seimbang antara negara maju dan negara berkembang.

Negara maju dapat lebih cepat pulih karena ekonomi yang lebih baik sehingga dapat melakukan vaksin secara cepat, memberikan stimulus fiskal dan moneter.

Sedangkan di negara berkembang kemampuan terbatas, sehingga kebijakan memberi vaksin dan langkah kesehatan terbatas juga.

“negara berkembang melakukan stimulus fiskal dan moneter terbatas, ditambah juga terbebani hutang,” tambah Perry.

Baca Juga: Syarat KPR Bank Mandiri, Bunga Rendah, Cara Mudah!

Oleh karena itu, salah satu tujuan G20 adalah untuk pulih bersama yang disemarakkan dalam tema “recover together, recover stronger”.

Tantangan perekonomian yang berpengaruh saat ini adalah iklim Geopolitik Rusia-Ukraina.

Perry menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang terdampak akibat ketegangan Rusia dan Ukraina.

1. Naiknya harga komoditas global

Harga komoditas global seperti energi dan pangan berdampak pada kenaikan inflasi berbagai negara

2. Gangguan rantai perdagangan global

Rantai perdagangan global yang berpengaruh adalah distribusi, pasokan dan volume perdagangan yang tentunya mempengaruhi perekonomian global.

Baca Juga: M Banking Bank Jateng, Begini Cara Registrasi dan Aktivasinya! Mudah Diakses!

Akibatnya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan naik 4,4% dapat lebih rendah karena menurunnya perdagangan global.

3. Berdampak pada jalur keuangan

Tidak hanya berpengaruh pada persepsi global, juga mempengaruhi investor yang sekarang lebih banyak memegang safe haven asset.

“banyak negara harus mengkalibrasi ulang bagaimana pertumbuhan perekonomian global, akibat naiknya harga dan juga inflasi serta resiko di dalam pasar keuangan global termasuk Indonesia,” papar Gubernur Bank Indonesia tersebut.***

 

Editor: Eviyanti

Sumber: Youtube Bank Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler