PORTAL PURWOKERTO - Gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan telah berlangsung sejak ditandatanganinya kesepakatan damai oleh kedua belah negara atas inisiatif Rusia beberapa waktu lalu di bulan November 2020.
Perjanjian perdamaian ini mengakhiri ketegangan enam minggu antar keduanya untuk memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Perang kedua negara karena wilayah tersebut telah terjadi bertahun-tahun dan memanas kembali sejak September 2020 yang menewaskan lebih dari seribu orang termasuk warga sipil di kedua negara.
Baca Juga: Konflik Sempat Memanas, Enam Minggu Mencekam di Armenia dan Azerbaijan
Pada perjanjian tersebut, negara Armenia harus mengakui bahwa wilayah Nagorno-Karabakh yang selama ini dikuasai etnks Armenia merupakan bagian negara Azerbaijan dan perlu untuk dikembalikan kepada Azerbaijan.
Dalam proses tersebut, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah menerima tanggung jawab karena kalah dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh, seperti yang dilansir Portal Purwokerto dari Al Jazeera.
Baca Juga: Armenia-Azerbaijan Damai, Iran Sambut Baik Kesepakatan Damai Keduanya
Pashinyan, dalam sebuah posting Facebook pada Rabu, yang dilansir dari Al Jazeera, menegaskan bahwa dia bertanggung jawab penuh atas apa yang telah terjadi.
Hal ini berarti termasuk membantu orang memulihkan rumah dan infrastruktur yang rusak, menawarkan bantuan keuangan kepada keluarga tentara yang tewas dalam konflik, dan merawat mereka yang terluka dengan baik.