PORTAL PURWOKERTO - Sebanyak 7.968 terdampak erupsi Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur masih bertahan di 7 titik pengungsian. Di Tempat penampungan ribu pengungsi menghadapi bahaya lainnya yakni ancaman terhadap penularan virus Sars penyebab Covd 19 dan Sars.
Baca Juga: Hati-Hati Sungai Lahar Panas Gunung Semeru di Musim Hujan
Ke 7.968 pengungsi merupakan kelompok rentan memiliki risiko yang lebih berat apabila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menghimbau kepada Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar memberi penanganan yang lebih baik kepada para pengungsi Gunungapi Ili Lewotolok, khususnya bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan.
Baca Juga: Magma Gunung Merapi Semakin Mendekati Puncak, Bertanda Merapi Segera Erupsi ?
Dalam kunjungan kerja untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Doni menemukan adanya beberapa hal yang harus diperbaiki, salah satunya adalah masalah penanganan kesehatan dan keselamatan para pengungsi Doni meminta agar para warga pengungsi kelompok rentan dapat dipisahkan dari mereka yang berusia muda.
“Itu harus dilakukan, sebab selain menghadapi ancaman bencana alam, para pengungsi yang sebagian kelompok rentan sedang menghadapi bencana non alam, yakni pandemi COVID-19,” terangnya dikutip dari BNPB Rabu 2 Desember 2020.
Baca Juga: 8 Kali Dor, Pelaku Penembakan di Solo Akhirnya Dibekuk Petugas
Kelompok rentan tersebut meliputi usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita dan anak-anak Jika tidak ditangani dengan baik maka bukan bencana erupsi gunung yang mengancam keselamatan jiwa pengungsi namun ancaman tersebut datang dari COVID-19.